tag:blogger.com,1999:blog-38189722167023174842024-03-14T01:10:26.975-07:00Iis Noor - Official BlogAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.comBlogger180125tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-90289060409009868162015-01-10T20:36:00.004-08:002015-01-10T20:36:53.978-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #990000; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-large;"><b>Pemilik memutuskan untuk pindah rumah kesini</b></span></div>
<span class="fullpost" style="color: #990000; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-large;"><b>
</b></span><br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://iisnoor.wordpress.com/"><span style="color: blue; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-large;"><b>iisnoor.wordpress.com</b></span></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #990000; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-large;"><b>terimakasih sudah berkunjung :)</b></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-32205808133275321992015-01-08T04:50:00.002-08:002015-01-08T04:50:26.334-08:00Jawaban Rindu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNZmQM8bntfeE68G-iucbQjH0_g8VAwNAYj0gALPs7GCUbELDoyZpivEm_JCSsf0PFvGTZ_2aMcAwAWWVQrBbxRldf73IkUfwWCnBjl_rlbECK-_bnjtHMVlEgX2l011FCsbkysY7EaJ3u/s1600/prasetyo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNZmQM8bntfeE68G-iucbQjH0_g8VAwNAYj0gALPs7GCUbELDoyZpivEm_JCSsf0PFvGTZ_2aMcAwAWWVQrBbxRldf73IkUfwWCnBjl_rlbECK-_bnjtHMVlEgX2l011FCsbkysY7EaJ3u/s1600/prasetyo.jpg" height="640" width="468" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%;">“Aku hanya
ingin menjadi bagian dari hidupumu, Pras”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%;">Dalam ruang yang tidak sadar aku menumpahkan kata itu kepada
Prasetyo. Seketika tubuhku gemetar, tanganku sulit kukendalikan, mataku menatap
ke segala arah yang mungkin bisa aku jangkau untuk membuang pandangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%;">“Maksud kamu apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%;">“Aku ingin menjadi manusia yang tua bersamamu. Aku sampaikan
itu lewat tulisan-tulisanku. Aku maksimalkan kemampuanku untuk itu, lalu
bernegosiasi dengan Tuhan, dan mungkin Ia memberiku petunjuk untuk menulis.
Maka itu yang aku lakukan, aku selalu berharap dalam setiap kata yang aku
tuliskan itu sampai pada kamu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%;">Berasal dari keberanian pertama yang aku keluarkan menegaskan
seluruh gerak tubuhku, hingga sampai pada perkataan itu. Mataku seperti memerah,
keberanian mulai mengakar meskipun sejenak sepertinya angin berhenti berembus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%;">Kursi yang aku duduki seperti ikut bergeming, kopi dan teh
yang kami nikmati di senja itu seperti ikut terkejut mendengar ucapanku . Dudukku
semakin tidak menentu. Kursi panjang yang kami duduki di taman itu pun seperti
manusia ketiga yang mendengarkan ucapanku, malu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%;">Pras menatapku, aku yakin dia menatapku karena dari ujung
mata aku melihat tangan kanannya bertumpu pada sandaran kursi. Dan posisi
tubuhnya juga menghadapku. Aku merunduk sedari tadi, mencari-cari sesuatu yang
bisa mendukungku, bertepuk tangan atas ke beranianku di atas rumput sana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Jariku dengan lancar menari di atas keyboard laptop, kata-kata
meluncur dengan luwes tanpa ada hambatan sedikitpun. Seperti tidak ada kata
bosan padaku, seperti tidak akan ada kata lelah buatku menyanjung manusia itu. Dia
aku umpamakan Jogjakarta, sebuah kota yang penuh kenangan dan cerita. Seperti
itulah Pras, dengan segala hal ajaib yang ada di kepalanya, dan lakunya. Ah,
ingin rasanya segera berkunjung ke kota itu, menjamah seluruh unsur dalam
kepalanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Sialnya aku sangat tergoda, seperti penyair aku sampaikan rinduku
pada orang itu. aku menulis puisi di koran-koran. Aku yakin manusia berkacamata
seperti Pras akrab dengan dunia literasi. Sesekali aku samarkan namanya, tapi
sering sama sekali tidak aku samarkan nama Prasetyo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Kebiasaan menkhayalku aku dayagunakan untuk kembali berimajinasi
dan mengharapkan suatu hal. Sebenarnya aku agak merengek pada Tuhan, sebenarnya
kalau Ia mengerti maksudku. Seperti pengagum lainnya, aku pun berkhayal untuk
berbicara selamanya dengan Pras, di sudut kafe atau kamar misalnya. Mauku, aku
dan Pras tidak berhenti membicarakan suatu hal yang sangat menarik. Ah, aku
tidak bisa mengabaikan hal ini menjadi mimpi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan suatu hal yang berbau-bau
resmi. Seperti pakaian, ia sering memakai baju batik yang dikepalaku tertancap
label pakaian resmi. Aku sering diancam baju batiknya. Kerap aku disingkirkan
oleh baju batiknya yang resmi itu. Ya, karena setiap aku melihatnya memakai
batik aku merasa menjadi perempuan paling kumal. Aku selalu beranggapan perempuan
kumal sepertiku sepertinya tidak elok bersanding dengan lelaki berbaju batik.
Itu aku tahu, tapi ada yang tidak juga menyerah di kepalaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Juga seperti seorang kepala desa picik, aku ingin memilikinya dan
menjadi bagian dari desanya yang elok. Sering aku memerhatikannya dengan tidak
wajar. Melihat dari belakang, kupingnya aku perhatikan, atau ujung rambutnya. Dalam
hati sering aku bergumam “Persilakan aku mencintaimu, tersenyum saja kau,
sekarang itu cukup. Entah nanti, entah esok hari. Tapi aku yakin, haha iya aku
masih memiliki keyakinan bahwa ini tidak akan menjadi hal tidak berarti semata.
Aku perempuan hebat, aku tidak akan mati oleh rasa. Bahkan aku akan hidup lebih
mantap dengan rasa ini. Mungkin hanya membawa ini menjadi tulisan atau
benar-benar diam dikotamu. Sehingga aku dan kau menjadi kita.” Seperti
perempuan yang telah mendapat mantra guna-guna, aku terus merapalnya dalam
setiap tulisan atau yang aku lafalkan dalam fikiran saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Pernah suatu hari aku mengetik sebuah surat, dan hendak dikirimkan
padanya. Tapi urung, karena keraguan lebih matang daripada rasa yakinnya
sendiri. Selain itu, perempuan yang hidup di zaman modern ini masih saja
memikirkan bahwa tidak eloknya perempuan yang mengatakan suka pada pria yang ia
senangi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Pras, kau tahu perempuan sepertiku tidak
pernah merasa puas. Aku penulis yang tidak pernah bisa meraba tanah. Aku belum
juga bisa menginjak tanah. Aku bisa gila karena ini. Setiap hari aku selalu
berharap ada seorang Mesiah yang mengajakku turun ke bumi lalu meminjamiku
sandal dan aku berjalan di atas tanah dengan riang. Bernyanyi seperti Tasya
anak kecil itu.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Betapa menyedihkannya jadi penulis yang tidak
pernah menginjak tanah. Mungkin bagimu tidak, kau adalah orang bertangan
malaikat. Sedangkan aku, orang-orang yang sering menguatkanku adalah orang-orang
gila, tapi mereka membuatku tenang. Dan orang sepertimu Pras, adalah orang yang
membuatku gila. Orang yang membuat hidupku tidak tenang. Kau mengusikku dengan
tingkahmu yang tidak aku miliki.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Coba Pras, sapa aku sejenak saja pagi ini.
Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, aku pun adalah dunia, memiliki
cakrawala yang mungkin saja belum kau lihat dari dunia yang kau temui
sebelumnya. <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Coba sapa aku, hingga akhirnya aku tahu apa
yang akan terjadi denganku. Mungkinkah aku bisa menapak pada tanah, atau aku
malah akan terbang lebih jauh. Apapun itu, bagiku tidak masalah. Asalkan aku
sudah merasakannya dan aku bisa menuliskannya, Pras. Ketahui saja, hidupku
untuk menulis. Jangan kau anggap remeh, sebab mungkin aku diturunkan Tuhan ke
bumi untuk menuliskan segala cerita dan membuat buku harian yang begitu unik.
Jangan kau heran dan menyesal nanti jika saja aku sudah menjadi penulis
terkenal dan kau mengagumiku, serta menyesal tidak pernah menyapaku.”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Bip bip... </span></i><span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;"> ponselku berbunyi. Segera pesan itu aku buka<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Tulisanmu ditunggu sampai akhir bulan ini Des,” ya Tuhan, SMS dari
pak Seno. Penerbit yang sedang menunggu terbit buku ke duaku. Disamping rasa
syukurku yang semakin mendalam aku semakin stress mendapati hal ini. Dan urusan
dalam kepalaku belum juga selesai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“saya usahakan pak, “ aku jawab dengan singkat saja. Memangnya
penulis harus memaksakan diri. Ah, tidak bagiku. Aku butuh ruang untuk
memaksimalkan tulisanku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Buku pertama laku keras, usahaku menulis buku diari dari semester
pertama kuliah tidak sia-sia. Kerja kerasku terbayar lunas, dan cita-citaku
menjadi penulis novel terwujudkan. Catatan-catatan target pencapaian sudah
hampir semua aku coreti. Kecuali yang berhubungan dengan manusia itu, Pras. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Tidak lain adalah karena dia, Prasetyo. Lelaki tinggi besar itu,
yang sejak pertama aku menulis dialah satu-satunya inspirasi terbesar,
pendorong aku menulis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Sudah dua tahun aku tidak bertemu dengan dia, sejak <i>farewell
party </i>memisahkan jarak kita. Aku tidak bisa setiap hari bertemu dengannya
lagi. Kabar pun tidak aku dapatkan. Di facebook aku berteman dengan Pras, tapi
aku sama sekali tidak berani menyapanya. Karena dia tidak bergeming di Facebook
dan jarang menulis status atau memberikan komentar pada statusku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Pagi di Tahun baru kembali, aku memberi semangat pada diri sendiri.
Seperti kebiasaan, aku duduk di beranda rumah, menatap taman yang tidak begitu
luas di depan rumah. Kopi menemani aktifitas pagiku, menulis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Sialnya selalu ada saja hal yang membuat Pras berlalu lalang di
ingatan. Aku tatap sejenak kopi disampingku. Ah, sial kenapa aku merasa disini
begitu kosong. Dan Pras mondar-mandir di kepalaku. Rasanya tak lengkap karena
manusia yang aku harapkan itu tidak juga datang. Maka aku biarkan lamunanku
menerawang ke segala arah yang di mau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Pagi ini rasanya aku sedang membujuk Tuhan untuk bisa minum kopi
bersamaku, dan kita berbincang. Aku akan menunggu izinNya. Hati mendorong akal
dan fikiran untuk mengirim pesan singkat pada Pras. Untuk bertanya apa yang dia
fikirkan tentang tahun baru ini. Aku tahu dia akan punya jawaban yang mengasyikan.
Aku sendiri akan dengan bangga bercerita kepada Pras bahwa tahun baruku aku
habiskan di kamar dengan keberanian. Sebab, dengan caraku aku seperti menemani
mereka yang tidak bisa merayakan tahun baru. Serta, aku selalu malu kepada
Tuhan jika aku foya-foya menikmati hal
yang sejenak saja. Sebuah pergantian yang tidak merubah apapun selain
menimbulkan banyak sampah, dan rumput-rumput yang rusak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Kalau kamu punya waktu, mari minta izin bersama kepada Tuhan untuk
keluar sebentar. Kita bicara di angkringan” itu saja yang muncul dalam
kepalaku, harapan kosong.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Setelah menikmati kopi aku putuskan untuk membeli koran, aku ingin
melihat tulisanku yang katanya hari ini di muat di surat kabar harian. Selalu
lagu Jazz menemani perjalanku di sepeda ontelku. Seberang jalan aku lihat orang
berbaju hijau, tubuhnya tinggi besar dengan celana kain berwarna cream. Dia
melihat ke arahku, dan aku memerhatikan dengan seksama tanpa bisa menebak siapa,
karena mataku memang bermasalah ketika melihat orang dengan jarak jauh. Pandanganku
jadi kabur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“DESEMBER....” orang itu memanggilku dengan lambaian tangannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Aku memerhatikan lagi dengan seksama, dan membalasnya dengan sapaan
biasa. Karena aku ragu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Hai...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Lalu orang itu melihat kiri kanan, dan menghampiriku. Wajahnya
mulai jelas, kacamatanya aku kenal, gerak tubuhnya aku kenal, Pras. Aku terpaku
pada sepedaku, Ia berlari kecil menyeberang jalan menuju ke arahku. Pras sudah
berada di sampingku mengulurkan tangannya kepadaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Apa kabar? Lama gak ketemu, kemana aja?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“A... aku baik-baik aja, kamu sendiri gimana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Senyum aku buat-buat, dari rasa keterkejutanku. Seperti tiba-tiba
waktu berhenti mendengarkan denyut jantungku yang sangat kenccang. Mataku tidak
berkedip menatap matanya yang tetap seperti dulu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Mau kemana? Kita ngobrol dulu yuk”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Engga kemana-mana, aku Cuma beli koran.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Wah,, Wah,, mulai berlangganan koran nih. Kaya pejabat aja.. hahaha”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Aku nulis, kata temanku tulisanku dimuat. Jadi aku beli hehe”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Keren nih temen aku. Ayok jangan lama-lama berdiri dipinggir
jalan, nanti ada yang nawar haha”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Dasar...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Candaannya tidak pernah luntur, sekalipun sudah dua tahun kita
tidak bertemu. Tapi ia tidak menampakan kesungkanannya. Lain denganku, aku
semakin canggung. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Beli kopi yuk.. “ ajakku berharap lelaki seperti dia juga senang
menikmati kopi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Emh,, aku berhenti minum kopi. Aku teh saja.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Sedikit kecewa, tapi tak mengapa. Setelah memesan teh dan kopi kami
duduk di taman samping warung itu. Seperti mimpi dan cerita di sinetron. Aku
fikir ini gila, dan Tuhan, apa yang Dia rencanakan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Tempat ini masih sama ya, seperti dua tahun lalu. Kamu betah
banget disini”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Hheu iya, betah, tempat ini selalu memberi aku banyak inspirasi”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Aku kangen sahabat-sahabat kita dulu, kemana ya mereka”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Gak tahu mungkin sudah pada pulang, aku kan kurang akrab sama
mereka. heu”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Aku ambil kopi panas di depanku, diatas meja bulat. Berharap mereka
bisa menyela pembicaraanku, dan memberiku sedikit inspirasi untuk bertanya apa
saja pada Pras. Meja di depanku menjadi sasaran empuk untuk aku jatuhi
pandangan lekat. Ia berwarna putih, dan sudah agak pudar warnanya, tapi
bentuknya kecil membuat dia terlihat unik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Kadang, korban pandanganku juga adalah kebun jagung di sebrang
jalan. Aku melihat mereka meliuk-liuk, dan seolah aku ancam mereka untuk
memberi tahuku sedikit pertanyaan yang bisa aku ajukan pada Pras.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Kamu masih sama aja, diam terus. Ngobrol dong.. gak kangen sama
aku”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Heu,, gimana kuliah disana? Apa yang bawa kamu kesini?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Ya gitu deh,”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Gitu gimana? Singkat banget jawabnya. Ngeselin..”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Aku mau tanya sesuatu, boleh?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Dadaku mulai berdetak kencang, sepertinya aku tahu pertanyaan apa
yang akan dilontarkan oleh Pras.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Ya,, silakan. Minta izin segala ni orang”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“hehe.. Sejak kapan nulis novel?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Aku menggigit bibir, mataku bergerak kesana kemari. Bingung,
jawaban apa yang mesti aku keluarkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Udah lama...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Ohh... aku baca novel kamu. Aku gak nyangka kamu bisa nulis
sebagus itu. Pras, siapa dia, kayaknya dalem banget kamu mengenalnya” matanya
menajam dan mengarah ke mataku, barangkali dia mencari kejujuran disana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Heeu,, khayalan Pras, dia nyata tapi khayalan buatku. Sorry aku
pake nama kamu, aku kira kamu gak bakalan baca buku aku. Aku juga gak nyangka
bakal selaku itu, novel aku padahal biasa banget. Aku aja gak yakin”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Dari hati, biasanya tulisan yang dari hati akan sampai ke hati
juga”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Kata siapa dari hati, dari komputer keless”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Pras hanya tersenyum saat aku lirik sebentar. Perbincangan
berhenti, aku mulai bingung lagi. Kaki ku ayun-ayunkan mencari kesibukan lain.
Pras menghadap ke arahku duduk dengan tangan dijulurkan diatas sandaran kursi.
Dan caranya duduk membuatku kikuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Kamu mau cerita?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Dan, aku seperti perempuan yang sedang disorot diatas panggung.
Dimintai pertanggung jawaban atas segala perbuatan. Pras seperti menikamkan
pisau di jantungku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Aku ceritakan seluruhnya kepada Pras.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Desember,”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Aku mengangguk tanpa berani menatapnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Sekali ini aku minta maaf, Des. Kalau saja aku tahu dari dulu,
kalau saja kamu bilang itu dari dulu. Banyak kemungkinan yang bisa aku lakukan,
tapi sekarang aku sudah punya Satria.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Satria?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Ya, anakku”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Bibirku kaku, tidak ada kata yang bisa aku keluarkan. Tapi tidak
ada airmata yang jatuh, untung saja. Aku
malah merasa aku lebih tegar, dan menjadi pemenang di areal pertandingan itu.
Dan aku tersenyum, mendapati Pras yang nampak menyesal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Tidak apa-apa, meskipun begitu aku berhasil mencairkan seluruh
rasaku Pras. Sungguh tidak apa-apa”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Giliran Pras yang merunduk, mungkin menyesal dan aku yang berani
menatap sekujur tubuhnya. Keberanian bermuara dari kejujuran dan kemampuanku
untuk berhadapan dengan kenyataan yang pahit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Ini buatmu,”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Pras memberikan sebuah buku tulis dan pulpen. Dalam buku itu, ia
membuat sketsa wajahku. Ia menulis bahwa ia kagum kepadaku, bahkan sangat
kagum. Dan ia berkata <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Tetap jadi penulis, aku mengirimu cerita lagi. Mungkin ini jawaban
rindumu, maaf barangkali bukan kabar baik yang bisa aku berikan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Aku hanya tersenyum puas. Ya, benar kata Pras, inilah jawaban rindu
yang tidak pernah mencair itu. Jawaban itu hakku, dan yang berhak menjawab
hanya Tuhan yang memiliki beribu rahasia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<b><i><span style="font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Kediri, 8 Januari 2015<o:p></o:p></span></i></b></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-948939608933050312014-12-29T01:17:00.000-08:002014-12-29T01:17:41.808-08:00Sentimeter Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqsP933zVdAeAmPk9G5ux66byQc-znioxJ2FL8H3ZC4MEdLMUcqg_1y6SsR-wv8RscH0xzhEnaUz6FwnGMc9f3kK84DDdvme_kJAUKJrHvGENIeFhnVnWS3FTvJkVuoUIcav5CBcDkyIC6/s1600/SAM_7192.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqsP933zVdAeAmPk9G5ux66byQc-znioxJ2FL8H3ZC4MEdLMUcqg_1y6SsR-wv8RscH0xzhEnaUz6FwnGMc9f3kK84DDdvme_kJAUKJrHvGENIeFhnVnWS3FTvJkVuoUIcav5CBcDkyIC6/s1600/SAM_7192.JPG" height="480" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Pare, sebuah
kampung di Tegalrejo ini menjadi sayap kebangkitan kota Kediri. Menjadi tempat
mengunduh ilmu bahasa. Kedatanganku kedua kalinya kesini menjadi perjumpaan
yang tidak biasa lagi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kereta yang
mengantarku ke Kediri seperti perjumpaan dengan kawan lama. Bahagia meski
kembali canggung. Kemudian ia menjadi tempat tidur paling nyaman saat
perjalanan. Lalu tepat di arah aku melihat ke kanan, aku melihat seorang lelaki
berkulit coklat tua duduk disana. Dengan pakaian hitam, dari wajahnya aku bisa
menebak kalau ia orang Jawa, maksudku dengan bahasa Jawa pula. Kemudian,
suasana Jawa mulai tercium dari pemuda itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dua belas
jam kurang lebih, telah berlalu, perjalanan sudah sampai di statsiun
Lempuyangan. Stasiun yang sering aku temui, bercerita dan kurindukan. Kotanya selalu
memanggilku, selalu memberiku sebuah imajinasi untuk segera menyambanginya
sekedar berjalan kaki di senja hari atau menikmati terik mentarinya. Ya, Jogja
bagiku tidak hanya sekedar cantik, tapi anggun dan bersahaja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Datang ke
gerbong satu, tempat dimana aku duduk dua orang berkacamata. Kulit sawo matang
dan hidung yang bagus. Bibir yang sama besar tapi tipis, serta berjaket merah
dengan kaos di dalamnya. Aku yakin dia seorang mahasiswa, dan ternyata benar,
setelah temanku sempat berbincang dengannya. Ia duduk di bangku yang sama
denganku. Tepat berada di depan kursi ku duduk. Sampai aku tidak tahu harus
membuang pandangan kemana, karena disampingku jendela, maka ku putuskan
berpura-pura melihat jendela di sebelahku. Padahal raut muka pria itu lebih
menarik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Setelah dia
duduk aku tahu ada yang tidak beres dengan kepalaku. Khayalanku kembali liar
setelah melihat pemuda itu. Seluruh alam bawah sadarku bangkit menerka-nerka
ingin dan memintaku untuk tidak tinggal diam. Untuk sekedar bertanya,
berdiskusi atau membicarakan hal yang ia sukai. Aku yakin ia bukan lelaki yang
sering aku kenal. Ia pembaca buku, ia mencitai buku dan perempuan yang ia suka
adalah perempuan yang anggun dan berpenampilan bersahaja. Serta terlihat
solehah, berkacamata pula. Fikiranku kembali meracau, aku melihat jendela dan
memikirkan hal yang jauh dari kemugkinan. Aku berfikir untuk bisa berjalan
berdua dengannya bersepeda santai menyusuri kota Kediri. Sebab kebetulan dia
pun pergi ke Pare. Namun, kemudian aku mengingat bentuk tubuhku, caraku
berpakaian, caraku bersosialisasi dan akupun mengurungkan untuk melanjutkan
imajinasi liarku. Dan aku putuskan tidur saja sebelum akhirnya aku harus pindah
tempat duduk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Perjalanan
kereta api adalah perjalanan yang paling berkesan. Tahui saja, Kereta Api itu
seperti raja di perjalanan. Ia menyingkirkan orang yang lewat di jalan untuk Ia
berjalan di rel. Ya, sebab ia raja kendaraan. Dan untuk orang kampung sepertiku
itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Meskipun untuk kesekian puluh kalinya
aku naik kereta. Tapi kesannya selalu saja berbeda di setiap kesempatan. Dengan
kereta api kita diajak kembali ke alam. Menyapa alam dari sudut pandang
masing-masing yang melihat pemandangannya. Dan itu hanya bisa kau dapat dengan
hati yang tenang, dengan fikiran yang jernih. Maka, aku yakin senyummu akan
melebar saat kau melihat sawah-sawah yang terbentang luas. Hutan-hutan yang
seharusnya lebih rimbun, dan kebun-kebun yang bersahabat dengan petani.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kemudian <i>Cleaning
Servis</i> <i>Perjalanan</i> mulai membersihkan kereta. Mereka menyusuri tiap
gerbong memunguti sampah yang berserakan. Ia adalah seorang bapak yang usianya
mungkin sudah 40-an dan seorang lelaki yang usianya sekitar 28-an. Mereka
kompak memunguti sampah. Hingga kemudian aku mendengar suara si bapak yang
berumur 40-an itu berbicara, dan memerhatikan koperku yang ada di bawah
menghalangi jalan. Si bapak bilang “nanti saya bereskan ya mbak kopernya”.
Dengan wajah datar namun penuh tanggung jawab dan rasa sayang. Demikian kesan
yang aku dapat. Si bapak itu kemudian menggeser ransel yang ada di atas dan
menempatkan koperku disana. “terimakasih ya pak” kata temanku. “Iya, sama-sama”
sambutnya masih dengan wajah yang datar namun terdengar sopan dari logat
Jawanya. Ah, sungguh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Lalu stasiun
demi stasiun kereta menurunkan penumpang. Stasiun Madiun, Stasiun Barok,
stasiun Balapan, ahhh asyik sekali melihatnya. Yang di dalam, seperti keluarga
yang harus singgah di tempat-tempat yang mereka tuju. Tapi ada perasaan lega,
dan ingin tersenyum saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kemudian,
aku turun di stasiun kediri. Membawa koper dan mengikuti orang-orang melewati
pintu yang sama. Sampai disana, sumringah yang ada. Perjalanan yang sangat
menggembirakan. Lalu, kita disambut oleh para lelaki yang berseragam kuning,
sponsor dari salah satu kartu perdana. Mereka tahu bahwa kami menuju ke Pare
dan menawarkan jasa becak untuk sampai ke tempat mobil yang menuju ke desa
Pare. Mereka menawarkan Jasa sebesar Rp. 20.000 untuk satu becak. Aku setuju
saja untuk membayar mereka sebesar itu, dan sebenarnya sama sekali tidak ingin
menawar kembali. Sebab, dari raut muka mereka aku melihat lelahnya mencari
uang. Legamnya kulit mereka yang harus mengakrabi matahari membuatku enggan
untuk menawar lebih rendah daripada harga itu. lalu, kami putuskan untuk naik
becak, meskipun temanku sempat enggan naik becak, sebab menurut informasi yang
ia dapat harganya cukup mahal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Perjalanan
becak mengajaku menelusuri Kota Kediri meskipun sedikit, tapi lagi-lagi nuansa
Jawa membuat tubuhku memberikan respon positif untuk selalu menikmati
perjalanan, dan segala hal yang ada disana. Terik matahari tidak canggung ku
nikmati, sebab bagian dari Jawa adalah terik matahari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Lalu becak
menurunkan kami di tempat lewatnya kendaraan umum menuju ke Pare. Ada tukang
becak juga disana. Dan mereka bertanya kepada kami hendak kemana. Entahlah,
yang selalu ku rasa dari logat Jawa adalah bahasa dan logat mereka yang selalu
anggun dan bersahaja. Lalu, mereka pun membantu kami memberhentikan setiap
kendaraan umum yang lewat yang memang tujuannya ke Pare. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sedikit
informasi, di daerah Kediri memang kalau untuk pendatang akan sulit menemukan
kendaraan seperti di kota-kota besar, semisal Bandung yang memiliki banyak
kendaraan umum seperti angkot. Tapi di Kediri, kita tidak akan menemukan kendaraan
semacam itu, kendaraan umum yang dipakai lebih mirip kendaraan pribadi dan sebagian
kendaraan tidak ada tertera nama tujuan mobil tersebut. Maka, jika tidak
dibantu oleh tukang becak entah bagaimana aku mendapatkan kendaraan menuju ke
Pare.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kemudian, aku
perhatikan supir yang membawa kendaraan ini. Ia berambut ikal dengan sedikit di
kepang ke belakang. Rautnya garang, tapi tutur bahasanya masih saja aku suka,
aku anggap bersahaja. Seperti itulah aku melihat orang Jawa hari ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Beberapa
orang kutemui disini, Pare kota kecil nan anggun. Kebunnya masih asli,
begitupun rumahnya, hanya sebagian rumah yang berukuran raksasa dan yang
lainnya masih mempertahankan kesederhanaan desa. Begitupun warung-warung makan.
Banyak warung makan sederhana dengan menu-menu kental jawa, bumbu yang tidak
begitu asin dan pecel. <i>Fast food</i> juga ada, tapi lidah dan hatiku lebih
akrab dengan makanan asli mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Banyak orang
berharga yang aku temui kembali disini. Pertemuan dengan orang-orang disini
bukan tidak berarti, tetapi pasti akan ada yang paling berkesan dan ada juga yang berkesan biasa saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Orang kedua
setelah orang-orang yang kutemui di perjalanan itu adalah lelaki bertubuh
tinggi besar, jika orang lain berdiri disampingnya, orang itu akan terlihat
sangat pendek, apalagi yang memang asalnya pendek (hehe..) ia berkacamata, dan
berkening lebar. Ya, nampak seperti orang-orang pintar kebanyakan. Dan aku
tidak salah menilai, ternyata dia bukan orang bodoh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Berasal dari
sebuah kota dekat Kediri, bernama Tulungagung. Dia sarjana bahasa Inggris dari
STKIP PGRI Tulungagung. Agak heran melihat anak ini, aku tidak pernah
melihatnya malas, mengeluh, atau murung. Keadaannya selalu bersemangat,
meskipun kadangkala dia mengantuk. Tapi, dalam keadaan sadar dia selalu
menunjukkan kesan semangat dimataku. Dan dia selalu mengharga waktu, aku tidak
pernah mendapati dia datang telat, kalaupun sudah melewati jam masuk, sudah di
pastikan di tidak masuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dan suatu
hari aku pernah berbincang sedikit dengan lelaki berusia 23 tahun ini, dia
membawaku berbincang tentang keadaan anak muda zaman sekarang, tentang <i>cabe-cabean</i>
dan perkembangan zaman. Beberapa kali berbincang dengannya isinya bukan hal
biasa, menurutku. Tapi selalu ada kesan perjuangan, kritik sosial dan
“mahasiswa” itu ada pada dirinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Selain itu,
yang aku heran dia juga selalu cerita. Padahal orang-orang disekitarnya adalah
anak-anak yang baru keluar dari SMA. Aku saja tidak begitu kerasan bersama
mereka. Tapi cara dia menghadapi anak-anak itu lain, aku beranggapan mungkin
karena dia adalah figur guru. Tapi ternyata bukan hanya itu, dia beranggapan
untuk menjadi manusia besar, kita harus bisa masuk ke berbagai kalangan. Dan
itu, aku nilai dia berhasil. Sebab, aku
sendiri tidak mampu seperti itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ya, akan
selalu ada seseorang yang berharga di balik orang seperti itu, begitupun dia.
Dari ceritanya, Ibu adalah inspirasi tertinggi baginya. Segalanya bagi dia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dan orang
selanjutnya yang aku temui disini, baru-baru ini adalah lelaki berbadan gemuk
berumur 28 tahun berasal dari Jogjakarta. Kita sempat berbincang di sebuah
angkirangan dekat kosan. Dari pembicaraannya dia orang yang banyak pengalaman.
Ya, dia pernah menjadi reporter sebuah surat kabar dan sekarang dia adalah
penulis di salah satu website besar indonesia. Tapi, sempat dia bilang, “jangan
anggap aku orang keren, itu bukan keinginan aku, itu karena kepepet. Jangan
ditiru” ungkap dia siang itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dia pun
pernah kuliah selama dua tahun, tapi tidak pernah selesai. Dia bilang “Saya
hanya kuliah sampai saya tahu 5W+1H, setelah itu saya tidak lanjutkan kuliah
lagi” aku tanyakan pada dia kenapa. Dia hanya bilang bahwa dia kuliah hanya
ikut-ikutan saja. Dan jurusan yang
diambil pun asal. Dia ambil fakultas Komunikasi dengan konsentrasi periklanan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Kuliah
memang bukanlah tempat kita menggantungkan pekerjaan, tapi kuliah untuk
mendapatkan ijazah. Sebab, bukti nyata bagi orang tua adalah ijazah. Dia akan
merasa telah berhasil menjadi orang tua ketika mereka telah kita berikan bukti
ijazah. Mereka akan senang ketika kita mendapatkan ijazah kita. Soal nanti
dapat kerja atau tidak itu masalah lain.” Ungkapnya dengan nada nampak
menyesal. Karena dia harus ditinggal bapaknya beberapa waktu setelah dia
memutuskan berhenti kuliah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ia pun
bercerita tentang didikan bapaknya yang mebuat aku sendiri terheran-heran
dengan orang tua yang berani seperti itu. Dia bilang, ayahnya sering menampar
jika adiknya yang duduk di bangku sekolah dasar nyanyi-nyanyi lagu-lagu galau
zaman sekarang. Dan ayahnya lebih senang jika anaknya mengumpat saja jika dia
merasa sedih ataupun kesal. Tapi, itu harus dilakukan di rumah, tidak di tempat
lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Cara
pendidikan ayahnya memang unik. Ayahnya tidak pernah melarang dia merokok, tapi
dia berpesan untuk merokok di rumah saja. Tidak di tempat lain, dan jika
ketahuan merokok di luar rumah, maka kembali ke rumah tubuh tidak akan selamat.
Pasti akan ada yang kena dampar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dia sadar,
merokok di rumah itu tidak asyik. Karena keasyikan merokok itu adalah ketika
bersembunyi dari orang tua dan merokok disuatu tempat yang tersembunyi dari
orang tua. Itulah asyiknya merokok.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Aturan
paling ekstrim di keluarganya yaitu, ayahnya membolehkannya minum dan masih
sama, tempatnya hanya di rumah. Sebab, dia sendiri pernah ketahuan minum oleh
ayahnya bersama temannya. Dan akhirnya ayahnya berani membelikannya minuman
asal dia minum di rumah dan tidak diketahui ibunya. Dan lagi-lagi itu tidak
membuatnya ingin minum, karena baginya itu tidak asyik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Selanjutnya
pesan-pesan ayahnya untuk dia dan adik-adiknya adalah dia boleh melakukan hal
apapun di luar, asalkan bertanggungjawab, tidak berbohong, dan tidak menyakiti
manusia manapun. Begitupun saat adiknya yang SMP harus melalui masa SMPnya
dengan tawuran. Ayahnya tidak bergeming melarang, pesannya hanya satu, jika
berantem dan pulang dengan babak belur. Jangan anggap mereka musuh, lalui
dengan rasa gembira dan pulanglah dengan tersenyum. Dan ya, adiknya pernah
pulang dengan keadaan babak belur dan bibirnya tidak sedikitpun terlihat dendam
tapi tetap tersenyum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Hingga,
kelakuan paling parah membawa adiknya ke penjara. Dan saat itu juga adiknya
tidak tawuran lagi, sebabnya sepele. Karena ketika ayahnya menjenguk, ia tidak
marah atau mengumpati dia. Dia hanya bilang “Hebat kamu bisa sampai masuk
penjara, kamu tetap anak ayah, asal kamu tidak nyolong” ungkap ayahnya dengan
senyuman. Dan itulah yang membuat adiknya tidak kuat melihat raut wajah
ayahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ia datang ke
Pare dibiayai oleh bosnya untuk belajar bahasa. Tidak sama seperti mahasiswa
bahasa Inggris yang aku katakan tadi, semangat lelaki yang berasal dari Jogja
difokuskan pada pekerjaannya, dan dia bilang dia tidak kuat mengikuti
pelajaran. Dia pun berujar bahwa semua yang diberikan dan diulangankan itu
belum selesai disitu saja. Masih ada dunia nyata yang harus dihadapi. Sehingga
dia lebih sering bolos kelas untuk bekerja daripada masuk untuk mendengarkan
guru menjelaskan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Tapi dia
tetap bertanggung jawab menjadi ketua kelas, dia tetap memberikan wejangan
kepada anak-anak kelasnya dan memberikan tanggungjawabnya sebagai ketua kelas.
Seperti mengakomodir keinginan anak-anak kelasnya saat akan liburan, atau untuk
sekedar menjenguk anak kelasnya yang sakit. Dia datang, meskipun pada waktu
mata pelajaran dia tidak datang.<o:p></o:p></span></div>
<i><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">To be continued...</span></i><span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-77162083128716122792014-12-29T01:11:00.001-08:002014-12-29T01:11:58.391-08:00BERBINCANG DENGAN WARNA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRmVmlhxBxMCFTWXc8R6aa9xdEMC7oHNMQHYRQFzgV8K5v35LqNqQ" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRmVmlhxBxMCFTWXc8R6aa9xdEMC7oHNMQHYRQFzgV8K5v35LqNqQ" width="400" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sebagai pencerita aku berhak menceritakan
apapun yang aku mau. Termasuk aku akan membentuk sendiri jalan ceritaku. Sebab
inilah hidupku. Pilihanku bukan hidup dalam hidupku yang nyata, aku hanyalah
kamera pengintai. Aku tidak bisa menikmati kebahagiaan mereka. aku hanya bisa
melihat, dan berkhayal tertawa bersama mereka. Ya, karena bagiku aku adalah hal
yang harus selalu disembunyikan dari apapun diluar diriku.</span></blockquote>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Mereka bilang aku orang aneh. Mereka
menjulukkiku si Hane, pelesetan dari aneh. Terserah mereka bilang apa, aku
nikmati yang sedang aku jalani dan pilih dalam hidupku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Pilihan mengandung resiko, ya aku tahu itu.
dan sampai hari ini hidupku terasa begitu normal-normal saja, tak ada yang
berubah. Berjalan sendiri dengan sandal kuning yang murahan. Diantara mereka
yang berjejal dengan sepatu high heals yang menyusahkan. Cewek-cewek bercelana
jeans ketat, make up yang menor layaknya orang yang pergi kondangan atau
ibu-ibu arisan. Ah, gaya hidup bentukan dari modernisasi memang aneh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Keadaan hidupku menjadi begitu terusik, saat
aku harus masuk kuliah di kelas yang penuh dengan perempuan-perempuan yang
kerjaannya hanya nongkrong saja, mereka bahkan tidak kenal bahkan bersentuhan
dengan buku. Satu hal yang sering aku dengar dari percakapan mereka, “Eh gue
pengen sepatu yang kayak gitu, lagi musim tuh”. Itu-itu saja setiap hari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sampai saat ini aku masih yakin bahwa
peradaban yang maju adalah peradaban yang menjadikan buku sebagai pasangan
hidupnya. Aku akan tua bersama karya, dan aku yakin orang-orang seperti itu
hanyalah manusia yang tidak tahu caranya berterimakasih kepada orang tua, dan
hanya menghabiskan uang ibunya saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Maka dari itu, aku lebih senang berjalan
sendiri, memerhatikan sekitar kemudian menuliskannya. Atau menikmati musik
sendiri di atas sepeda tuaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Mas, kenapa diem aja sih?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Perempuan berbibir merah merona, dengan
farfum menyengat mendekatiku dan menyapaku. Aku tidak menjawab dan fokus pada
buku bacaanku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Ya, ampun Mas, gitu banget sih”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sambil berlalu mungkin dengan rasa malu dia
meninggalkanku. Aku lebiih senang dengan cerita di buku bacaanku dari pada
harus menanggapi perempuan tidak jelas itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Begitu jelas di telinga aku mendengar ibuku
sedang menangis di kamar. Aku tahu apa yang ia tangisi, ia merindukan bapak.
Aku hanya berlalu melewati kamarnya membiarkan dia menikmati kerinduannya. Dan
aku tidak pernah bertanya, apapun tentang kerinduan itu. sampai nanti aku
sendiri mengerti rasanya rindu itu seperti apa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sering ibu menangis begitu, setiap aku pulang
kampung sekali atau dua kali kudapati ibu menangis seperti itu. tapi di dalam
kamar, tak ia tunjukan kepadaku. Bahkan saat keluar dari kamar, wajahnya sudah
tegar lagi. Matanya sudah bersinar lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Nak, tinggal di rumah dulu yah sebentar, ibu
mau kerumah Bude dulu,” ucap ibuku sambil berlalu meninggalkanku di kamar.
Tubuhnya yang semakin mengecil karena lelah, dan dahinya yang semakin banyak
kerutan tersalip dikepala.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“iya bu, hati-hati” ucapku singkat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Tidak berapa lama kemudian, ibu datang dengan
beberapa kain putih untuk para jemaah haji. Aku ingat kalau itu adalah kain
yang dibawa dari Bude, karena budeku mempunyai usaha travel haji.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Apa itu bu,” tanyaku pada ibu, aku sedikit
gembira, apa mungkin ibu akan pergi umrah. Mungkin saja dia menyembunyikannya
dariku bahwa dia punya uang simpanan karena ibu rajin sekali menabung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Ini kain nak, ibu bantu-bantu Bude lumayan
buat tambahan uang jajanmu” ucap ibu sambil menyunggingkan senyuman yang
sepertinya ia paksakan untuk keluar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Seketika mataku bergenang air, air mata yang
belum pernah keluar dari mataku sebelumnya menetes tepat di pipiku. Aku terpaku
dalam diam, menatap punggung ibu yang renta, dan tangan-tangan tua itu yang
berusaha memasukan benang dan payet-payet diantara kain-kain putih. Betapa aku
rasai tanganku sungguh tak berguna, kepalaku tak berguna, juga kakiku tidak
berguna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Aku lepas kacamata yang aku pakai, karena
airmataku ternyata menggenang. Dan aku ingat, kacamata ini pun adalah pemberian
ibu. Dari hasil menjual hasil rempah. Setiap pagi giat menumbuh kopi, kopi dari
Budeku juga. Ia memberikan uangnya kepadaku untuk membeli kacamata, karena dia
tahu mataku mulai bermasalah saat belajar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Tubuhku yang tinggi besar sungguh terasa tak
ada gunanya, hanya menemani ibu dengan peluh di kening, dan harus memutuskan
keinginannya sendiri untuk menjadi apa yang dia inginkan. Barangkali, kalau aku
tidak ada, ibu akan menjadi wanita karir di luar, karena aku tahu kemampuan ibu
tidak kalah hebat dengan ketua PKK di kampungku. Tapi ibu tidak ingin sekalipun
meninggalkan kami, anak-anaknya di tengah arus zaman yang tidak menentu,
apalagi setelah ayah pulang. Ibu semakin mengerahkan seluruh kemampuannya untuk
tetap membuat kami tersenyum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sedangkan aku, statusku sekarang adalah
mahasiswa. Aku masih bodoh, dan tidak bisa apa-apa. Tanganku saja masih di
ragukan oleh orang-orang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Entah berapa lama ibu mengerjakan pekerjaan
itu, saat aku mengambil minuman malam-malam, ditemani dengan segelas kopi hitam
kesukaannya, ibu masih mengerjakan pekerjaannya. Matanya tidak lelah, campursari
menemani kerjanya di tengah malam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Malam itu aku hampiri ibu, dan bercakap-cakap
dengannya. Aku dekat dengan ibu, jadi aku ceritakan apapun yang aku temukan di
kampus. Dan aku pun bercerita pada ibuku bahwa perempuan zaman sekarang tidak
ada yang seperti ibu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Tapi seperti biasanya, ibu menjawab
persoalanku dengan tidak menyalahkan satu pihak. Ia selalu bersikap adil, baik
dalam ucapan ataupun perbuatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Kau ini, jangan terlalu kesal sama orang
lain, nanti kamu cinta lho” canda ibu sambil tersenyum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Ah, ibu mana mungkin aku suka sama perempuan
yang tidak seperti ibu”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“gini lho nak, manusia Tuhan ciptakan dengan
karakter yang berbeda-beda, zamannya juga beda. Kamu harusnya menjadi manusia
yang bisa menyesuaikan zaman. mereka seperti itu karena mereka hidupnya di
zaman sekarang. Mungkin kalau ibu hidup di zaman sekarang, ibu juga akan
seperti mereka. Dan tugas kamu nak, sebagai orang yang Tuhan beri kesadaran.
Dekatilah mereka, ajak mereka bicara, tanyakan apa yang mereka mau, kau sebagai
orang yang tahu, berilah mereka tahu. Sesungguhnya orang yang memberi itu lebih
baik daripada orang yang menerima, bukan? ah, kau anak kuliahan kau akan lebih
tahu. Dan kalau kamu mau perempuan seperti ibu, kamu bakal dapat nenek-nenek”
sambil terkekeh ibu menggodaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Setiap ibu berkata panjang lebar seperti itu,
aku hanya bisa mendengarkan dan dalam hati aku iyakan. Mataku juga tidak pernah
berkedip agar memastikan semua perkataan ibuku aku kutip dengan baik di dalam
sanubari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sambil menasehatiku, tangan ibu dengan lihai
memegang jarum dengan jemarinya yang mulai keriput dan terbakar sinar matahari.
Ia tusukkan ke bagian bawah kain, dan diatasnya ia pertemukan dengan kancing,
sehingga membentuk ikatan yang kuat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Bu, ibu mau aku jadi apa?” aku keluarkan
pertanyaan itu yang sedari dulu aku fikirkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Kamu ini, ada-ada saja, kenapa kok kamu
bertanya seperti itu” sambil menyunggingkan senyum ibu menjawab pertanyaanku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“He,, soalnya aku penasaran bu, kenapa ibu
selalu bekerja buat anakmu ini yang sudah besar. Kok mau-maunya ibu membiayai
aku dan adik-adik padahal belum tentu masa depan kami cerah lho bu”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Nak, siapa yang bisa menjamin masa depan
seseorang. Siapa yang tahu, ibu hanya berusaha memenuhi kewajiban ibu sebagai
orang tua. Ibu hanya tandur nak, ibu sudah mengharamkan diri ibu untuk panen.
Ibu hanya memaksimalkan anggota tubuh ibu, jari, tangan, kaki karena sudah
Tuhan kasih”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Aku menundukan kepala, aku tahu ibu selalu
memiliki jawaban yang membuatku harus merunduk. Mencari lagi diri sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Aku tahu, aku belum membebani diriku dengan
kerja yang maksimal. Saat pelajaran aku masih sering mengantuk dan tidur.
Bahkan aku tidak tahu pelajaran apa yang aku dapatkan hari ini. Tapi, kau tahu,
meskipun ibu tidak pernah memberikan kata semangat, atau bualan kata semangat.
Manusia desa sepertiku tidak suka bergombal-gombal mengatakan hal apa yang
sering orang-orang kota lakukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ibuku tidak begitu, aku bahkan tidak pernah
mengatakan kata sayang kepada dia. Tapi ibu tahu aku sangat sayang. Aku juga
tidak pernah mengucapkan selamat pada ibuku saat hari ibu tiba. Tidak seperti
yang lain. Tapi, aku yakin ibu tahu, bahwa cinta aku kepada ia tidak hanya
dengan ucapan selamat hari ibu. Bahkan aku tidak tahu hari ulang tahun ibu. Itu
pun tidak masalah baginya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Maka dari itu, hal yang menyemangatiku, orang
kecil sepertiku adalah dari cara ibuku mengabdikan dirinya menjadi seorang ibu.
Melakukan kewajibannya dengan sempurna sebagai seorang ibu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Aku renungi kembali perkataan ibu, bahwa kita
diciptakan berbeda-beda. Dengan keadaan dan zaman yang berbeda pula. Kelas yang
aku rasa sempit karena kesalnya aku melihat kelakuan anak-anak kelas, mulai aku
fikirkan matang-matang. Aku cari sampai ke akar, permasalahan kenapa aku sampai
berfikir seperti demikian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Akhirnya aku tahu, aku memenjarakan diri
sendiri. Aku membuat neraka dari kepalaku sendiri. Melihat orang lain adalah
musuh besar yang harus dihindari adalah salah besar. Justru hal yang aku yakin
adalah penting adalah cara Tuhan menciptakan manusia. Kenapa mereka harus aku
kenal adalah karena mereka adalah partnerku dalam hidup. Mereka adalah
penyempurna kehidupanku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Aku mencoba terbuka dengan mereka,
perempuan-perempuan yang tidak enak di pandangan itu. Orang pertama yang aku
kenal adalah Roma, dia anak yang paling update. Pakaiannya ketat sekali, dan
kadang dadanya terlihat. Ia berperawakan Barby, dan aku akui di cantik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ia orang pertama yang aku ajak bicara. Aku
ajak bicara dengan pembicaraan yang biasa-biasa saja. Dan dia memang atraktif,
seperti yang ilmu komunikasi bicarakan, orang seperti ini adalah orang yang
akan menarik si pembicara. Nada bicaranya lantang, matanya fokus melihatku
setiap apa yang aku bicarakan. Dan dia pun merespon setiap apa yang aku
bicarakan dengan gaya yang menarik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Apa yang kamu rasakan ketika berbicara
tentang ibu?” aku memberikan dia pertanyaan seperti itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Ibu, ibu adalah kata yang paling sulit
buatku, sejujurnya. Sebab, aku tahu dia segalanya bagi aku. <i>Speachless </i>mas,
aku gak bisa bicara soal ibuku” dengan matanya yang berkaca-kaca.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ternyata setelah aku bicara lebih jauh, Roma
memiliki seorang ibu yang sudah tidak bisa melakukan apapun. Penyakit menahun
yang dideritanya telah membuat saraf-saraf ibunya tidak berfungsi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Aku ketahui lagi, bahwa Roma bekerja di
sebuah butik. Ia berbakat dan pintar mendesain pakaian. Jadi dia bekerja
disana, dan pekerjaan itu membentuknya menjadi perempuan seperti itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Tuhan, maafkan aku salah menilai orang.
Memang benar yang ibuku katakan. Bukan hanya Roma yang aku ajak bicara, Meri,
Andriani, dll. Mereka memiliki karakter yang berbeda. Dan ternyata mereka
adalah anak-anak yang penuh semangat. Dan satu orang yang paling pendiam. Dia
adalah Senja. Senja lain dengan yang lain. Dia tidak bertingkah seperti
perempuan-perempuan lain di kelas. Dia diam, hanya tersenyum saja jika melihat
hal-hal yang mungkin baginya menarik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dan aku dekati dia, aku bicara beberapa patah
kata dengannya. Masih belum ia menampakkan aslinya. Aku heran dengan anak ini.
Lelaki mana yang tidak penasaran dengan perempuan seperti dia, ia membuatku
penasaran. Dan aku hanya melihatnya dari jauh. Ia nampak seperti pemurung. Tapi
dari matanya tampak sinar lain, bercahaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Aku dekati ia hari demi hari. Senyumannya
semakin hari semakin berkembang. Aku yakin dia sudah mulai tertarik padaku. Aku
gali terus siapa dia, sampai pada akhirnya aku harus tahu bahwa dia adalah
seorang penulis muda berbakat yang tidak tulisannya sudah diterjemahkan kedalam
5 bahasa. Sialan, anak ini. Bagaimana mungkin aku tidak tahu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Benar kata ibuku, aku tidak akan pernah tahu
dimensi setiap manusia tanpa aku melihat mereka dengan dekat. Terimakasih bu,
terimakasih Tuhan. <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<b><i><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">KEDIRI, 29
DESEMBER 2014<o:p></o:p></span></i></b></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-84975594130409348222014-12-29T01:09:00.001-08:002014-12-29T01:09:50.209-08:00PEREMPUAN YANG MEMENJARAKAN DIRI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDTPkX8IeGIocICZRexVBntt9CYASbQ1dnUDhHZ2EmNj8o6YolQ8bUHmwIRRlirGgXZ855KJZcV7zlXqW8xGB_u-D5oYY2vlLz29OKv8_wepIfmr_5fNY66eJ_kWvL4DRnXz2qIgGdm1wo/s1600/iptek+dan+seni.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDTPkX8IeGIocICZRexVBntt9CYASbQ1dnUDhHZ2EmNj8o6YolQ8bUHmwIRRlirGgXZ855KJZcV7zlXqW8xGB_u-D5oYY2vlLz29OKv8_wepIfmr_5fNY66eJ_kWvL4DRnXz2qIgGdm1wo/s1600/iptek+dan+seni.jpg" height="239" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pertemuan dengan seseorang mengandung makna Tuhan. Mengandung lebih
banyak makna Tuhan. Namanya Tyo, lelaki yang kutemui dua bulan yang lalu ditempat
aku bekerja. Dia baru masuk, begitupun aku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tak ada kesan saat pertama berpapasan di ruangan itu, semua orang
yang ditraining bermuka sama. Tidak ada yang menarik, mungkin juga karena aku
tidak terlalu tertarik dengan pekerjaan itu karena tidak mendapatkan panggilan
kerja lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Aku jenuh, bahkan kehilangan semangat mulai pertama kerja pun.
Seluruh ruangan senyap padahal banyak orang riuh, apalagi anak-anak sekolah
menengah yang baru lulus dan ikut training juga. Tingkah mereka aneh-aneh saja.
Dan aku, lebih memilih membiarkan suasana itu dan menikmati apa yang aku rasa
sendiri. Aku menjadi seorang individual, bekerja sendiri, dan mengutamakan
perasaan sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Yang ada, dari hari kehari, perasaanku semakin kacau. Tidak juga
aku mendapatkan kenyamanan berada di tempat itu. Seperti sebuah kesialan yang
aku ciptakan sendiri, isi dalam kepalaku hanyalah umpatan-umpatan yang tidak
juga memberi ruang pada keyakinan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Semangat”.. bisik seseorang ke telingaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam lamunan aku terkaget. Dan mencari-cari darimana suara itu
berasal. Aku menoleh ke kanan, Tyo mengepalkan tangan semangatnya kepadaku. Dan
tidak lama, akupun mengerjakan kembali pekerjaanku, tanpa lupa membalasnya
dengan senyuman. Senyuman? Ya aku kembali tersenyum setelah entah berapa lama
aku tidak bergairah untuk tersenyum. Seperti orang yang dahaga, yang diberi
segelas air putih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perhatianku menjadi terpusat kepada Tyo, bagaimana tidak. Raut
wajahnya tidak pernah digambarkannya dengan perasaan kesal, sedih ataupun
jengah. Wajahnya seperti matahari yang selalu terang. Matahari yang tak pernah
bisa ditandingi awan, merekahkan bunga-bunga di sekelilingnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dari hari ke hari semangatku mulai pulih, sebab aku ingat seseorang
yang duduk di sampingku. Dia selalu bersemangat, aku berfikir mungkin Tuhan
hanya menitipkan padanya satu rasa, semangat. Ia tidak pernah menoleh padaku
sebelum pekerjaannya selesai. Dan setelah selesai bekerja sesekali dia
mengajakku berbicara. Tapi aku tidak begitu percaya diri berbicara dengannya,
sehingga jawaban yang keluar dari mulutku tidak meyakinkan dan aku rasa aku
memang ragu mengatakan hal itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kuliah dimana?” sesekali dia menanyakan hal yang menurutku tidak
penting-penting amat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Atau dia mengajakku membahas suatu hal,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Bagaimana pendapatmu tentang universitas yang membatasi buku
rujukan skripsi hanya lima tahun terakhir?.” Ia bermuka serius setiap
berhadapan denganku, tapi tidak dengan yang lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Aku anggap dia orang berbahaya, maksudku dia bukan orang biasa yang
memiliki pemikiran yang sama dengan yang lainnya. Ia selalu tepat waktu, tidak
pernah aku melihatnya terlambat, lain dengan teman-teman sekantor yang
seringkali datang terlambat sampa setengah jam. Jika dia tidak datang sebelum
waktu kerja berarti dia tidak masuk kerja. Tubuhnya yang tinggi besar
mengalahkan orang-orang di sekitarnya, sehingga orang lain terlihat seperti
manusia-manusia kerdil. Dengan kacamata tebal dan kening yang lebar memberi
kesan bahwa dia orang cerdas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Semakin hari keberadaannya menjadi hal yang wajib buatku. Tidak ada
dia perasanku menjadi tidak tenang. Padahal dia tidak melakukan apapun padaku,
bahkan menunjukkan suatu hal yang manis, tidak. Dia hanya menggodaku dengan
kerja keras, cara dia menghargai waktu serta caranya menghargai orang
disekelilingnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pernah aku dapati dia menasihati seorang perempuan yang mungkin
bertingkah terlalu kekanak-kanakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kamu itu yang serius, ada waktunya serius ada waktunya bercanda.
Jangan keterlaluan, ingat ibumu di rumah berusaha keras agar kamu bisa tamat
sekolah...” nasihatnya kepada Mira anak tamatan SMA yang memang selalu
bertingkah berlebihan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Orang itu ramah, tapi aku sendiri orang yang pasif. Aku tidak
pernah berani memberi sapa dia terlebih dahulu. Karena setiap akan aku ucapkan
satu hal, dalam kepalaku selalu ada ketakutan, aku takut salah. Ya, itu memang
hal bodoh yang sulit sekali hilang di kepalaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sampai pada siang itu, tepatnya 6 Maret ternyata dia ulang tahun.
Aku tahu dia ulang tahun, tapi aku tidak mengucapkannya terlebih dahulu. Aku
baru mengucapkan selamat setelah teman-temanku yang lainpun mengucapkan
selamat. Senangnya aku bisa menjabat tangannya, ia menyalamiku dengan keras
tanda kepercayaan diri. Aku berlalu dengan senyum dan duduk kembali di tempat
kerjaku. Selanjutnya usianya yang sebenarnya aku tahu ketika menulis biodata
para pekerja magang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Usiaku menginjak 23 tahun, usia dimana perempuan menginjak
kedewasaan. Bahkan fikirannyapun bukan lagi hanya mencari lelaki yang dia
inginkan, tapi lelaki yang bisa hidup bersamanya sampai tua. Pekerjaan, naik
jabatan, diterima kerja bukan hal utama ketika hal itu belum terwujudkan.
Begitupun halnya aku, hal yang masih mengganggu kepalaku adalah satu hal itu.
aku merindukan manusia yang akan mendampingiku segera datang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kenapa melamun terus” Tyo menyapaku siang itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Ga apa-apa” jawabku singkat karena terkejut, dengan tidak lupa
mengukir senyuman sebisa mungkin berharap dia tahu bahwa aku benar-benar
tertarik dan dia mengajakku berbicara lebih lama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dia menghampiriku, menarik kursinya dan duduk di dekat kursiku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kamu gak mau sodakoh perkataan? Gak karena istilah diam itu emas
kan? Sodaqohlah, walaupun sedikit.” Ia menohokkan pertanyaan itu dengan muka
tegasnya, sehingga raut mukaku kurasa langsung berubah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Enggak” jawabku singkat kembali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kalau kamu tidak berkomunikas dengan orang lain, kamu akan sulit
berkomunikasi dengan Tuhan.” Tegasnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Aku hanya diam terpaku, suasana sejenak berubah menjadi tidak
menentu. Antara malu, dan merasa bodoh. Aku mulai ragu untuk menggerakkan
badanku sendiri, apalagi untuk mengutarakan kata apa yang mesti aku ucapkan
pada Tyo untuk melanjutkan perbincangan. Padahal aku benar-benar ingin
berbincang dengannya. Tapi itu tidak terjadi, harapanku untuk berkata banyak
dengannya hanya tinggal di hati saja, tidak aku ungkapkan. Dan dia berlalu,
duduk di kursinya kembali. Dengan sesak dadaku, karena tak keluar kata yang
hendak aku ucapkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tapi aku tetap bersyukur, karena begitu semakin hari perasaanku
semakin bergejolak menjadi sebuah kegelisahan. Dari itu aku bisa lebih banyak
mengarang, tulisanku bisa aku tumbuhkan. Dan kebiasaanku menulis seperti
didukung oleh semesta. Aku jadi ingat pesan ayah “penulis cerdas adalah ia yang
bisa berkarya dalam hal apapun”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pernahkah kau merindukan sesosok manusia di malam hari saat kau
terjaga untuk minum air putih atau buang air kecil? Aku sering, selama beberapa
hari terakhir pikiranku diracuni lelaki bertubuh tinggi besar itu. Dia
menyapaku setiap malam dalam khayalan. Dan rindu, hanya menguap tanpa ada yang
tertangkap kata. Tanpa ada kata yang sampai pada si rindu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Yang tidak terbatas waktu bukan saja Tuhan, tapi kurasa rasa pun
begitu. Aku semakin menjadi mengaguminya. Yang terjadi denganku bukanlah
keberanian untuk mengajak Tyo bicara, tapi malah kemunduran diri untuk tidak berbicara,
menarik diri darinya. Sebab, ketakutan-ketakutan mulai berdatangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Semangatku datang ke tempat kerja, semata bukan karena pekerjaan.
Tapi bagaimana cara mengajak Tyo bicara. Kata-kata yang sudah ku rangkai di
kepala seketika beku saat berhadapan langsung dengan manusia itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Apa kabar” sapanya pagi itu kepadaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“baik” jawabku singkat dengan senyuman yang semoga mantap untuk
diberikan pada manusia seperti dia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Aku tidak bisa menyapanya balik, tidak ada hal yang aku rasa pantas
untuk aku tanyakan kepada seorang manusia tangguh, pemberani, dan yakin seperti
Tyo. Dan pertanyaan itu, kembali tertahan sampai di hati. Dan lagi lagi tidak
sampai ke bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bagiku setiap hari bukan usaha untuk lebih baik dalam bekerja. Aku
hanya memiliki satu tujuan saja, yaitu bagaimana caranya agar aku bisa merayu
hati dan fikiranku untuk keluar dari ketidaknyamanan ini. Untuk keluar dari
penjara yang aku buat sendiri. Aku sangat kagum pada Tyo, maka dari itu
hasratku untuk bisa lebih dekat dengan lelaki itu bisa terpenuhi. Bisa aku
wujudkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ah, mungkin orang akan menganggapku orang gila dan orang bodoh yang
bercita-cita hanya secuil upil. Tapi bagi manusia sepertiku itu bukan hal
mudah. Manusia yang tidak pernah bisa menyapaikan rasa apapun yang dimilikinya
kepada orang yang membuat dia tertarik. Mungkin itu bukan hal sulit bagi orang
lain, tapi bagiku itu seperti membalikan sebuah gunung. Penuh keraguan, penuh
ketidakyakinan dan kepasrahan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kemarin aku pulang, menjenguk ibu. Dia berdua bersama adik di
rumah. Jujur saja, aku tidak kuat kalau aku berbicara tentang ibu. Dia
pahlawanku, dan kemarin aku baru tahu kalau ibuku bekerja di budeku.
Bantu-bantu, menempelkan kancing.” Jelas aku dengar cerita Tyo kepada Budiman
yang tidak aku perhatikan dari awal apa yang mereka ceritakan. Aku dengar dia
terisak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Aku diam dan aku mendengar dia melanjutkan pembicaraannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Itu kenapa aku berusaha bersemangat disini, aku tidak boleh
ngantuk sedikitpun. Sebab, ibukupun di rumah bekerja tanpa mengenal waktu. Aku
harap kau pun menghargai waktumu Man” cerita Tyo kepada Budiman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dan akupun begitu,setiap ku dengar cerita seseorang tentang ibu,
aku langsung teringat ibuku dan tidak pernah bisa aku menahan airmata untuk
manusia yang bernama Ibu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Aku diam, sampai pembicaraan mereka pun selesai karena Bos datang
memeriksa kami yang sedang bekerja. Dan aku tetap terpaku, merenungkan seluruh
perkataannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dari minggu ke minggu aku semakin jarang berkomunikasi dengannya,
mungkin dia jengah menghadapiku. Atau mungkin dia mendapati aku yang tidak
begitu tertarik di matanya. Ah, entahlah. Dan itu membuat nafasku semakin
sesak. Padahal, aku selalu berusaha menarik dia kepadaku. Usahaku, diam di meja
kerja dan melamun lagi. Itu usahaku agar dia mau menyapaku. Tapi luput, tak ada
yang berhasil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Aku telah melakukan suatu hal konyol yang belum pernah aku lakukan
sebelumnya kepada lelaki manapun, mas” ucapku lirih saat senja mulai
mengucurkan warna merahnya di langit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Benarkah?” lelaki itu bertanya dengan menarik pandangannya ke
arahku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Ya, “ jawabku dengan kepala yang kusandarkan pada bahunya yang
kekar. bahu yang dulu hanya bisa kulihat dari balik meja kerjaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Aku telah berhasil keluar dari penjara yang aku ciptakan sendiri.
Ternyata memang bebas itu indah ya mas” ungkapku kepada lelaki berkacamata dengan
perubahan rambut yang berubah warna menjadi putih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Ya, kita dipertemukan karena Tuhan menyuruhmu belajar. Aku pun
begitu” ucapnya kepadaku dengan tatapan yakin yang sama seperti ia lakukan
dulu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tyo, sekarang dia telah berada tepat disampingku. Senyumannya telah
menjadi milikku setiap pagi. Tatapan keyakinannya juga telah ia berikan
untukku. Bukan untuk yang lain. Dengan keluar dari zona nyamanku, memberinya
sebuah senyuman setiap pagi dan mengantarnya dengan sapaan yang telah aku
penjara selama beberapa lama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Selamat pagi” ucapku lirih pagi itu, dengan senyuman terbata yang
aku miliki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Pagi” balasnya. Dengan senyuman jernih penuh pertanyaan dimatanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kalimat pembuka dariku membuka seluruh jalan di depanku. Seperti
sebuah pintu yang kembali aku temukan. Aku bisa berkomunikasi dengannya tanpa
ada penghalang apapun. Aku memerdekakan diriku dari ketakutan yang selama ini
menghalangiku untuk berkomunikasi dengannya. Aku mengalahkan keraguan, aku
berusaha mengikuti kata hatiku yang didalamnya terdapat petunjuk dari Tuhan.
Dan aku telah sampai pada hari tuaku, bersamanya. <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">KEDIRI, 29 DESEMBER 2014<o:p></o:p></span></i></b></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-13033152683742736972014-09-23T20:01:00.000-07:002014-09-23T20:06:49.028-07:00NYEKETSA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Gak tahu kapan awalnya seneng sketsa. Tapi, dari kecil memang suka menggambar dan mewarnai. Ya, kalau saat kecil sih seringnya menggambar di tembok rumah atau di belakang buku sekolah.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Tapi kali ini, karena sering melihat beberapa orang yang suka bikin sketsa. Jadi aku juga mencoba bikin sendiri di kamar. Aku yakin itu gak bakal mudah, ternyata memang benar sungguh tidak mudah. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Tapi kalau sudah senang mau bagaimana lagi, gambar-gambar aku memang jelek. Tapi di publish, hehe. Ya, semoga aja ada yang mau memberi ilmunya, bahkan sampai tahap melukis. Amiin.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Beberapa di antaranya gambar yang aku buat adalah gambar orang yang sudah familiar. Tapi kamu lihat disini, pasti gak bakal pada kenal.. haha.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Ya sudah lah, tidak apa-apa kan. Yang penting dituangkan, mau bagus atau tidak. Yang pasti kalau sudah menghasilkan itu, rasanya bahagia.. hehe coba saja sendiri.</span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Yang pertama ini adalah gambarnya mas Ari Blothong, mungkin pada gak tahu kalau bukan jamaah Maiyah. Beliau adalah salah satu personil Kiai Kanjeng. Yang memegan violin. Aku melihat gambar ini di twitter beliau. Karena gambarnya sangat khusu, dan kharismatik jadi aku gambar. Tapi hasilnya jadi kaya begini ini.. hehe maaf ya mas Ari.</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBY4CO7rU0HdJ9Q3Q8YTiM-jnjVtZKjnz6yFja-xCKlxLS7CcKEDmCKGYQDq0INBKqNA8eyVi8qLe1-6CuhkYdWFLzWAx1fW844a80K5WsvaHzHcvUKH9ewFFDi9SA6SwXunSStgu88Zbn/s1600/ari+blothong.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBY4CO7rU0HdJ9Q3Q8YTiM-jnjVtZKjnz6yFja-xCKlxLS7CcKEDmCKGYQDq0INBKqNA8eyVi8qLe1-6CuhkYdWFLzWAx1fW844a80K5WsvaHzHcvUKH9ewFFDi9SA6SwXunSStgu88Zbn/s1600/ari+blothong.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="background-color: white;"> <span style="font-size: large;">Nah, kalau yang ini gambar sahabat aku, Awid. hehe maaf ya Wid, gambarnya gak sama kaya yang asli. Yang aslinya cantik, ini kok jadi begini.. haha</span></span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhItJe9dssjpSw59wgKSF81E0ZaudR_8IuYTHrnmWSIEuNTc0ds5W_rTIeVc8ON0glU2T86qQrlgeviDycBjCfteaaevnCQ92Yj5jEswYIsU1jaW-qddkanEn7sWkMdrAb7me4n1r83Ztfi/s1600/awid.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhItJe9dssjpSw59wgKSF81E0ZaudR_8IuYTHrnmWSIEuNTc0ds5W_rTIeVc8ON0glU2T86qQrlgeviDycBjCfteaaevnCQ92Yj5jEswYIsU1jaW-qddkanEn7sWkMdrAb7me4n1r83Ztfi/s1600/awid.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Nyang ini pasti udah pada ketebak, lumayan lah kalo yang ini agak mirip 40% kayanya. haha. Iyes, ini bang Benyamin Syuaib. Gayanya khas bukan? Ya ini memang gak mirip tapi aku suka Bang Ben ini. </span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhVGjIEVTj-GobjJimheT91pZ-VfhwFP5w3tf2ctLCe08PCuJuhLYu5n3dAVeQ5ZeNKMETxFakuVp0-frENRZAPcLktZJn2WIWpH842dSxMI28d9aA7Vd78SgXe2mXCfnYjxwMu9AGGfNk/s1600/bang+ben.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhVGjIEVTj-GobjJimheT91pZ-VfhwFP5w3tf2ctLCe08PCuJuhLYu5n3dAVeQ5ZeNKMETxFakuVp0-frENRZAPcLktZJn2WIWpH842dSxMI28d9aA7Vd78SgXe2mXCfnYjxwMu9AGGfNk/s1600/bang+ben.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<span style="background-color: white; font-size: large;">Penikmat Jazz pasti tahu orang yang satu ini. Karena keliatan dari kacamata dan topiny yang khas. Yap, ini bang Beben Jazz itu. Aku gak tahu ini gambar apa. Tapi yang pasti, gambar kya gini terinspirasi dari baju seseorang. Jadi Keingetan deh sama Bang Beben. hehe</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDm7rEKe7XDWGxyOByeN0BXEwZBPukf4A3TXYSct56dZ0WX9cis0FJYAFazK01AhfSNUIiQMoRahGpzlGG6qR6e1nDwhrI9x_CNPcKH0AFLmT5TZfWl0NX_4PPR-nfZSMCL4AAX4tsEPQB/s1600/beben.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDm7rEKe7XDWGxyOByeN0BXEwZBPukf4A3TXYSct56dZ0WX9cis0FJYAFazK01AhfSNUIiQMoRahGpzlGG6qR6e1nDwhrI9x_CNPcKH0AFLmT5TZfWl0NX_4PPR-nfZSMCL4AAX4tsEPQB/s1600/beben.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">You know who is this? Ini Bob Dylan lho, haha. Akhir-akhir ini senang mendengarkan lagu-lagunya. Khas banget, kalo kamu pernah denger suara band Panas Dalam, si ayah Pidi suaranya agak mirip sama Bob Dylan. Atau lagu-lagu Iwan Fals yang memang katanya beliau juga terinsipirasi dari Bob Dylan ini. Ini gambar aslinya ganteng. Gak, kaya gini.. :V</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5ZMZCCcheYVQdVhjIaMwPxVt7_5WhRyeo-lCqVBnUZ2hoZNwpGbdthPViDkluTv-wHBSYbF2IoH4Zr76X4L5rpmOGD6jLbbjd-uFzyyl2sJz28OhI758s5CZCOnSSh6mfYemXo_G0aI83/s1600/bob+dylan.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5ZMZCCcheYVQdVhjIaMwPxVt7_5WhRyeo-lCqVBnUZ2hoZNwpGbdthPViDkluTv-wHBSYbF2IoH4Zr76X4L5rpmOGD6jLbbjd-uFzyyl2sJz28OhI758s5CZCOnSSh6mfYemXo_G0aI83/s1600/bob+dylan.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Kalau yang ini hasil dari eksplorasi, belajar kaya orang lain, bikin sketsanya digaris-garis gitu. Jadi deh si mba-mba ini. Bukan mba-mba sih tepatnya, lebih mirip anak kecil yak?</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh839doJbVf380NRZjBt7VqGqyt9bCSRUUaIRYuIph-jmhOxkBbeF9q7ubdqndCgAqV5dWSRB7wk2mDuAhgPjRr_T-sV1F8LeX39k2XUM4Egcw1SB59DQsjO0RUGmiuLEEaYcO3wbCjC0KD/s1600/entah.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh839doJbVf380NRZjBt7VqGqyt9bCSRUUaIRYuIph-jmhOxkBbeF9q7ubdqndCgAqV5dWSRB7wk2mDuAhgPjRr_T-sV1F8LeX39k2XUM4Egcw1SB59DQsjO0RUGmiuLEEaYcO3wbCjC0KD/s1600/entah.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="background-color: white;"> <span style="font-size: large;">Dia aku namai perempuan Nusantara. Yap, Aku seneng banget dengan yang namanya etnik. Dia adalah bergaya orang zaman dulu. Aku lupa ngikutin gambar ini dari mana. </span></span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-kowtjN5j2fdRP46kvafZ4RazdNjVgdCmnf4DpL6B1tiAEvSZVypvMzLvqmzrip1UbjiYD04NrtEduvUkFDNciHKI-KG8ybFdHDgipVPKc8ZnydQSA5nefF4dJqDnIMN7Wcqfud_HiheB/s1600/ga+tau.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-kowtjN5j2fdRP46kvafZ4RazdNjVgdCmnf4DpL6B1tiAEvSZVypvMzLvqmzrip1UbjiYD04NrtEduvUkFDNciHKI-KG8ybFdHDgipVPKc8ZnydQSA5nefF4dJqDnIMN7Wcqfud_HiheB/s1600/ga+tau.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Hehe jadi malu sama Mba Inna. Niatnya ini bikin gambar Mba Inna Kamari. hehe. Tapi ini ancur yah, aslinya cantik banget. Berkharisma. </span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB1QzjAHaHlRGxR9vT9-19Tqt35MZzMhAzQIRJmynmemM-2M-87rv4f_keJimTnbXSjoRZoucan2wAWcO-S_R6EHJIwP4ss8osTKhYi4NPIZDtVP-0GrViiAY8emtZVLFTO00w6FUQdkHs/s1600/inna.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB1QzjAHaHlRGxR9vT9-19Tqt35MZzMhAzQIRJmynmemM-2M-87rv4f_keJimTnbXSjoRZoucan2wAWcO-S_R6EHJIwP4ss8osTKhYi4NPIZDtVP-0GrViiAY8emtZVLFTO00w6FUQdkHs/s1600/inna.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Gambar ini ngikutin bajunya Raras Ocvi. Kayanya Mustach atau apa deh gak tahu. Nah, gambar yang tadi juga Bang Beben itu terinspirasi dari ini gambar. </span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-ThTjcHw2Hn3sPm31iKAKrGGNDFBu3e2GYAdHZZVq2vZgv9LCLTIuYUp6rWz8pqkaqZpC-u9YRVjbceY-hHmjx5CyjDvyLK0kuzoFoaGfFfzecrwgQ_20lp7ueP69Cq_WPIdK-0NNh6nW/s1600/jazz.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-ThTjcHw2Hn3sPm31iKAKrGGNDFBu3e2GYAdHZZVq2vZgv9LCLTIuYUp6rWz8pqkaqZpC-u9YRVjbceY-hHmjx5CyjDvyLK0kuzoFoaGfFfzecrwgQ_20lp7ueP69Cq_WPIdK-0NNh6nW/s1600/jazz.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Wkwkwk siapa coba tebak. Haha ini Jhon Lenon niatnya bro. Yasudahlah memang gak mirip mau bagaimana lagi. Lebih mirip banci atau apalah terserah :v</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8WPawwZGD7pt12k3TdaidQZ-yI_o3vCVjJMeUsnYQX7k6NHAfi8qoHCzEhCNBToF3laGR0KvFzV5q9e7agR4FgJIsBvPQPXfH30ioFGoxKA3BEI9LyP5HB7BbNGoMBVGKOLK5hmkfclA6/s1600/jhon.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8WPawwZGD7pt12k3TdaidQZ-yI_o3vCVjJMeUsnYQX7k6NHAfi8qoHCzEhCNBToF3laGR0KvFzV5q9e7agR4FgJIsBvPQPXfH30ioFGoxKA3BEI9LyP5HB7BbNGoMBVGKOLK5hmkfclA6/s1600/jhon.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Yes, madam it's you, Kartini. Aslinya, gambarnya gak ada yang mirip satupun yak. ckckck</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtlTnIRySv9uxLiXaEpDC7S6_9vd_Pg4vaKoFAeHZ-0nmjbu_QYT3jWm70o67ntPsgPzxnUJj04wJYDzblufx7pA6VfW6kxWdiG8jg7JGJhwiJ1IovYnUui6YcIma9n7WV1y92B6b3OoJN/s1600/kartini.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtlTnIRySv9uxLiXaEpDC7S6_9vd_Pg4vaKoFAeHZ-0nmjbu_QYT3jWm70o67ntPsgPzxnUJj04wJYDzblufx7pA6VfW6kxWdiG8jg7JGJhwiJ1IovYnUui6YcIma9n7WV1y92B6b3OoJN/s1600/kartini.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Kalo nyang ini lumayan lah, kopinya gak mirip Ariel. eh.</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWs5U3RRoztsJqvAzgc64s8hdykhesvOO-94879bXtjhkgacUuTxoMDEHtCkGcL6gC5HkHmXrCJxi4VI5GAiD1_AwPqkVgzu5LPQrZp1Vpp7-qSs-6-oUkQY9kfjtqDosPeYk1FRJ2gFmW/s1600/kopi.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWs5U3RRoztsJqvAzgc64s8hdykhesvOO-94879bXtjhkgacUuTxoMDEHtCkGcL6gC5HkHmXrCJxi4VI5GAiD1_AwPqkVgzu5LPQrZp1Vpp7-qSs-6-oUkQY9kfjtqDosPeYk1FRJ2gFmW/s1600/kopi.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="background-color: white;"><span style="font-size: large;">I am sorry it's you Lana Del Rey. Hehe</span> </span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieYp1XLsZwbpxy6_P8K7UJHyl1b_36MB2ZBmxF1vA3vRy26fGbBMslt7jnsl7uuig-5OEUy-hMRYWKSAcOFETE7PuheT3l0qDAfZUHlInzxC5Y14jvgOsPjodUeSSz1QmFIy6PHSXqO7CQ/s1600/lana+del+rey.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieYp1XLsZwbpxy6_P8K7UJHyl1b_36MB2ZBmxF1vA3vRy26fGbBMslt7jnsl7uuig-5OEUy-hMRYWKSAcOFETE7PuheT3l0qDAfZUHlInzxC5Y14jvgOsPjodUeSSz1QmFIy6PHSXqO7CQ/s1600/lana+del+rey.jpg" height="640" width="502" /></a></blockquote>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Gadis ini aku namai Risau. Ia ada di foto bareng Bob Dylan. Tapi gak tahu siapa. Dan memang kamu pasti gak bakal bisa ngenalin dia ini :v</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu8er50jpl6jDqcYVDjM66yhlLS3zvrG8tVRP_p11461cj4UlWyHxqzXmTS4gqPb5ydU4Mi11I0ZHmbVReUUxsj0zqXv53kilVouBf-yk0Ol38n2RzqnlqCEJEfT4WYpJiyb3_eYBNAllY/s1600/risau.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu8er50jpl6jDqcYVDjM66yhlLS3zvrG8tVRP_p11461cj4UlWyHxqzXmTS4gqPb5ydU4Mi11I0ZHmbVReUUxsj0zqXv53kilVouBf-yk0Ol38n2RzqnlqCEJEfT4WYpJiyb3_eYBNAllY/s1600/risau.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">He is my smile, Ari bilang di si Secangkir Kopi. hehe untung gambarnya gak mirip. Jadi gak bakal ketebak.</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVV8OGJzGLx4_IdR_LKSFkjeiuqNYVVvxTZvqo3ND6dvX_dy_asm3-yOfqW1ZJj3b90mM4YeaNQuVnA7JLNO81QKrWmFBiqT9czhwkHFweC1fzB8o76M3yDDe-yop4YbffKxd0nqjk6c2l/s1600/secangkir+kopi.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVV8OGJzGLx4_IdR_LKSFkjeiuqNYVVvxTZvqo3ND6dvX_dy_asm3-yOfqW1ZJj3b90mM4YeaNQuVnA7JLNO81QKrWmFBiqT9czhwkHFweC1fzB8o76M3yDDe-yop4YbffKxd0nqjk6c2l/s1600/secangkir+kopi.jpg" height="640" width="502" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Finnally, ini yang terakhir. Haha sumpah ini menghayal banget jadinya. Niatnya Kang Arman sama Teh Dewi Gita. Eh taunya jadi begini. Hadeuh...</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmO3qOs7vraX8o3HiYuLNQiqkdDXlzIx5Msi-JC4u3k_JHNgwuG-4uJ5Z3vfqhi7Ra47dMPoMuLsME9_SuavakSYF2pIe9Ipkr9kf3wbmJMKXJSXvcrcjp-jJQbguuqUUmgukrXTOiYIWa/s1600/Untitled-1.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmO3qOs7vraX8o3HiYuLNQiqkdDXlzIx5Msi-JC4u3k_JHNgwuG-4uJ5Z3vfqhi7Ra47dMPoMuLsME9_SuavakSYF2pIe9Ipkr9kf3wbmJMKXJSXvcrcjp-jJQbguuqUUmgukrXTOiYIWa/s1600/Untitled-1.jpg" height="614" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Gambar-gambar ini dibuat saat semester delapan. Lagi sibuk-sibuknya skripsi. Tapi gak tahu deh, jadi banyak inspirasi waktu skripsi itu. Pengennya istirahat itu ngegambar. Kalau bisa sampai melukis lah. Tapi gak tahu deh kaya apa tuh bahan buat lukisan. Nyoba juga gak pernah. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: large;">Inginnya terus belajar, untuk belajar perlu pengajar bukan? Tapi Tuhan belum menjodohkan aku dengan pengajarnya. Semoga segera dijodohkan dengan pengajarnya. :))</span></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-13897651245559965882014-09-23T19:03:00.000-07:002014-09-23T19:03:07.863-07:00Ksatriakanlah Kita<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Hal yang paling membahagiakan dalam hidup adalah memiliki teman atau partner yang bisa bekerjasama menyusun tangga kehidupan. Ya, termasuk juga menyusun puzzle-puzzle mimpi. Ketika Ia ada, aku selalu harus ingat bahwa itu anugerah yang Tuhan titipkan untuk kita di dunia. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Ya, maksudku juga begitu. Kebahagiaan akan terasa ketika kita pandai melihat, pandai merasa dan mendengar. Kebahagiaan itu adalah hal yang sederhana yang tidak perlu dibeli dengan uang banyak. Tapi, kepuasan batin dan fikiran.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Lalu, akupun sedang memilikinya. Partnerku dalam hal hobi yang semoga kita bisa menjadi orang yang istiqomah mejalankannya. Mungkin tidak akan pernah terasa menyenangkan ketika kita bekerja untuk hal yang tidak kita senangi. Apalagi di bawah telunjuk orang lain. Tapi, kali ini aku sedang merintis sebuah usaha, yang didalamnya kita mengembangkan hobi masing-masing. Dia, partnerku itu yang katanya ingin menjadi model dan aku yang ngebet pengen SLR supaya bisa menghasilkan foto-foto yang bagus.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Lalu, kita merasakan betapa ramahnya dunia saat kita bisa memaksimalkan harapan, dan merangkai mimpi. Meskipun, ini berupa awal yang sangat kita tahu bahwa nanti angin akan semakin kencang. Tidak lagi sepoi, seperti sekarang. Tapi sungguh, nikmat ketika menjalani hal yang kita senangi dan itu akhirnya menghasilkan sesuatu. Untuk kita bertahan hidup, ataupun makan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Ah, semoga kita menjadi ksatria yang bisa istiqomah dalam hal ini. Dalam perjalanan yang sedang kita rancang. Dan Tuhan selalu menjaga semangat kami dalam berkarya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Kawan, doamu berarti. Amiin :)</span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
and she is my partner, and it's my photo..</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoHuS1xWRCJ87-72Qn2AeTCNIzYTCTKYgQ2qhaRY252yplPbrKENvRxvti9boh5fV_uNumeTMNBn88e_RWUpZO-NXDjBIApeAe3qqvNKTzUL7fh_GENVqtuFP0j9sWnW-ClbIm4c32KPvC/s1600/DSCF0507.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoHuS1xWRCJ87-72Qn2AeTCNIzYTCTKYgQ2qhaRY252yplPbrKENvRxvti9boh5fV_uNumeTMNBn88e_RWUpZO-NXDjBIApeAe3qqvNKTzUL7fh_GENVqtuFP0j9sWnW-ClbIm4c32KPvC/s1600/DSCF0507.JPG" height="320" width="180" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3rOwKIhljAq9_pZmshW2sW9Hr9FryOIXow8eRgdlmAvevXWqCAmp706oZttM_xcv9Dy58T4SG3Uqga9MABuPMPQgaIKDg3TspdZglGrGuWtqZBK60qxBvb1oENmzYGeNdmH0qloiey5oS/s1600/DSCF0508.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3rOwKIhljAq9_pZmshW2sW9Hr9FryOIXow8eRgdlmAvevXWqCAmp706oZttM_xcv9Dy58T4SG3Uqga9MABuPMPQgaIKDg3TspdZglGrGuWtqZBK60qxBvb1oENmzYGeNdmH0qloiey5oS/s1600/DSCF0508.JPG" height="320" width="180" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWqxAxQcSASDJB6jcQiSwKFppO9r_KpuA8bJzqZo_gA2At50fd7GJSCF1APpVglDtB9okpLkF3zUwD_81QfWrbd4YKbplS0HGrjncyTzG0yaMtI8G7ARTZn8wPWojVv2IFgPmEmox0HKFl/s1600/DSCF0512.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWqxAxQcSASDJB6jcQiSwKFppO9r_KpuA8bJzqZo_gA2At50fd7GJSCF1APpVglDtB9okpLkF3zUwD_81QfWrbd4YKbplS0HGrjncyTzG0yaMtI8G7ARTZn8wPWojVv2IFgPmEmox0HKFl/s1600/DSCF0512.JPG" height="180" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-53417678644133059062014-09-23T18:34:00.000-07:002014-09-23T18:34:14.785-07:00SETELAH WISUDA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Wisuda benar-benar sebuah ceremonial saja. Waktu itu memang terasa tidak ada yang spesial di dalamnya. Bagiku, lebih spesial </span><i style="font-size: x-large;">maiyah</i><span style="font-size: large;"> daripada acara wisuda pada tanggal 14 september itu. Sederhana saja alasannya. Bagaiamana bisa manusia mewisuda manusia? Aku kira yang lebih akan tepat mewisuda kita adalah Tuhan. Aku masih belum layak disebut wisudawan, dalam kehidupan. Untuk akademis pun. Tahu apa mereka masalah akademisku, yang mereka lihat hanya sebatas angka di kertas, yang berbentuk transkip nilai. Dan ujiannya hanya dalam kertas jawaban atau hasil laporan yang berbentuk skripsi. Ohhh kuliah..</span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"> </span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Hanya saja, yang terasa sangat menggembirakan lebih dari gembira tapi bahagia, adalah hadirnya keluarga ke perantauan di Bandung. Senyum mereka memberikan pelangi kembali, harapan dan semangat yang sempat tertumpuk di dasar lubuk, timbul kembali. Ah <i>speachless </i>kalau sudah membicarakan mereka. <i>They're gift. :* </i>Selain itu, ini adalah cita-cita seorang pahlawanku. Bapak, yang tak pernah lelah sampai hembusan nafas terakhirnya mengabdikan diri untuk menjadi ayah yang paling bertanggung jawab. Tuhan, aku titip salam buatnya. Sampaikan senyumnya padaku. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Karena itu, bagiku sekarang yang terpenting dari selesai kuliah adalah bagaimana mewisudakan diri sendiri. Bagaimana wisuda yang sebenar-benarnya bisa didapatkan. Dengan nilai yang memuaskan dari Tuhan. <i>Cumlaude</i> yang sebenar-benarnya. Wisuda bukan hal yang harus dibanggakan ketika hanya bisa membanggakan gelar di belakang nama. Tapi seberapa besar karya yang akan diciptakan dari hasil belajar selama empat tahun itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Dosen pun, aku kira tidak memiliki kewajiban untuk mahasiswanya menjadi wisudawan di gedung auditorium. Mereka adalah yang mengajak kita berproses menjadi manusia yang layak diwisuda Tuhan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Seperti yang guru-guru ku katakan. Bahwa yang mesti dinikmati adalah proses, hasilnya bukan yang terpenting. Bukankah hidup juga seperti itu?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Jadi, mari kita sama-sama berproses untuk menjadi wisudawan univeristas kehidupan yang sebenar-benarnya. Kehidupan yang sebenar-benarnya dari yang Sejati. Univeritas kehidupan dengan fakultas-fakultas di dalamnya. Mari, kita menggembalakan diri. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhXl5i2bjFZLtYmXSf-0PKKuW6Y5Xj7qjXmBhbL_W2F_dB_pRMn3tZc-HZ77mR_Hk5j0D1gpAX2OIVqxvP-0jUo5TZU316rO_lyhPcEBnuKtbTExxJyipnASK4fLwfhY0whuT4sRVhtLeq/s1600/_SCF0411.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhXl5i2bjFZLtYmXSf-0PKKuW6Y5Xj7qjXmBhbL_W2F_dB_pRMn3tZc-HZ77mR_Hk5j0D1gpAX2OIVqxvP-0jUo5TZU316rO_lyhPcEBnuKtbTExxJyipnASK4fLwfhY0whuT4sRVhtLeq/s1600/_SCF0411.JPG" height="360" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span class="fullpost" style="font-size: large;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-71494626680396800172014-09-17T17:43:00.002-07:002014-09-17T17:56:13.838-07:00Next Destination<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/kota-yogyakarta-_130822224920-808.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/kota-yogyakarta-_130822224920-808.jpg" height="378" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Untuk selanjutnya, semoga nasib bisa membawaku kepadamu.</div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-30501344173047624362014-09-11T17:30:00.003-07:002014-09-11T17:30:29.321-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Yang Terhormat Gelandangan"</span></span></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-9620832122907893072014-09-07T10:04:00.000-07:002014-09-07T10:07:44.944-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-size: x-large;">Ah, terpaksa malam ini Dindi mengajakku bercerita. Ia malam ini datang dengan wajah yang murung. Entah ada apa, aku sama sekali tidak ingin tahu. Karena pasti ia sendiri yang akan menceritakannya.</span><span class="fullpost" style="font-size: x-large;">
</span><br />
<div>
<span style="font-size: x-large;">Dan benar saja ia mulai kembali menyalakan kreteknya, dan bercerita kepadaku.</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">"Kemudian, aku bertemu dengan sebuah kebudayaan yang luar biasa mengherankan. orang-orang memiliki standar unik dalam kepalanya. Aku heran, benar-benar heran bagaimana bisa ada kebudayaan semacam itu. Di kampungmu itu, mereka yang sekolah sangat gila hormat. Ia pura-pura merunduk di depan warga kampungmu. Padahal, kau tahu? jauh di lubuk hatinya ia merendahkan kaummu. Menuduh mereka orang-orang yang bodoh dan tidak beradab. Beradab dengan penilaian yang ia ciptakan sendiri.</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Yang merasa pekerjaannya di ruang bersih, tak mau berkotor tangan turun ke sawah membantu orang tua. Aku heran bahkan pada dirimu aku heran.</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Aku juga heran sekali, kalau bisa kau jelaskan padaku kenapa. Ini, aku melihat media yang begitu dramatis. Sedih sekali aku melihatnya, banyak anak manusia yang cengeng. Mempertontonkan kesedihannya, bahkan media mengangkatnya menjadi headline news. </span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Lalu, kau yang merantau, menanggalkan pakaian desamu. Merasa kota adalah tempat yang paling beradab. Kemudian desa jadi tampat <i>showroom</i> hasil yang dibawa dari kota. Dan itu bukan ilmu, tapi gaya berpakaianmu, cara berjalanmu, dan tingkah lakumu yang ga karuan. Ah, kau belum berhasil di kota apalagi di Desa.</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Ah, sungguh sombong adalah hal yang paling merugikan manusia.</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Selain itu, aku pun melihat perempuan memiliki pandangan kalau wajah putihnya itu, bibir merahnya itu, dan pinggul seksinya itu adalah hal yang paling utama. Lalu mereka semua menerapkan standar kehidupan, bahwa memiliki wajah cantik adalah kesempurnaan. Itu karena mereka, laki-laki yang lebih pandai melihat dari pada berfikir. </span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Coba kau pikirkan itu hei, kamu"</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Aku mendengarkan celotehan Dindi sampai tuntas, sebenarnya masih banyak cerita yang ia keluarkan. Tapi aku tidak bisa menyimak lebih banyak lagi. Dia memang seperti itu, Biarkan sajalah..</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-12181648571500577662014-09-07T09:44:00.002-07:002014-09-07T09:45:16.351-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-size: x-large;">"Rasanya aku ingin seluruh waktu adalah malam, ia hadir dengan sunyi, selalu" ujarku sambil mengambil segelas kopi.</span><span class="fullpost" style="font-size: x-large;">
</span><br />
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">"Ah, kau ini, kau tak akan mengenal malam jika tak mengenal siang"</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Tiba-tiba saja Dindi duduk disampingku, dengan asap yang keluar dari mulutnya, dari kretek yang dihisap dalam-dalam. Aku tak heran, sebab ia sering begitu, muncul tiba-tiba kemudian berbicara semaunya.</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">"Ingin rasanya setiap hari kepalaku sejuk, dan yang aku bicarakan tidak hanya gundah, tetapi segala hal yang indah" aku melanjutkan perbincanganku dengan diri sendiri. Ya, tepatnya dengan malam.</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Dan kembali Dindi menimpali, " Ah, kau memang bodoh, dan sering menjahati diri sendiri. Bagaimana mungkin keindahan akan terasa tanpa kau merasakan keburukan".</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Aku mengacuhkannya, sesekali memang ia harus diacuhkan. Kalau tidak ia akan mengajakku berbicara sampai pagi. Kemudian, aroma kopi seolah menyapaku. Ia benar-benar sedang menggodaku, sama seperti Dindi. Aromanya, iya aromanya sama seperti malam itu. Hanya saja rasanya yang berbeda, sebab tak ada Ia disini. Bagaimanapun takkan pernah bisa sama.</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Tak usah mendengarkan musik, nyanyian malam itu memang sangat merdu. Hanya, kau bikin hatimu tenang dulu.</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-78535398126631995902014-09-06T07:54:00.002-07:002014-09-06T16:03:02.396-07:00Komunitas Lima Gunung<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h3 style="text-align: left;">
</h3>
<h3 style="text-align: left;">
</h3>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large; font-weight: normal;">Malam itu, bulan Juni tanggal 16 tahun yang sama saya dan teman-teman pergi ke acara bulanan Kenduri Cinta. Tema yang diangkat saat itu adalah "Bayang-bayang Para Ksatria". Malam itu sekaligus merayakan acara ulang tahun Kenduri Cinta. </span><br />
<span style="font-size: large; font-weight: normal;"><br /></span>
<span style="font-size: large; font-weight: normal;">Sebelum pukul 20.00, di Taman Ismail Marzuki (TIM) sudah terlihat orang-orang yang hadir. Kami seperti biasa mampir di depan panggung Kenduri Cinta, mengganjal perut dengan nasi kucing, gorengan dan sate jeroan.</span><br />
<span style="font-size: large; font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;">Pukul delapan lebih acara sudah dibuka dengan membaca alquran bersama, dan pemaparan tema oleh beberapa orang di depan. Yang sangat menarik malam itu adalah kehadiran komunitas Lima Gunung.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;">Mas Tanto Mendut, yang membawa Komunitas Lima Gunung malam itu duduk di depan, dan memimpin penampilan 53 orang perwakilan Lima Gunung. Perbincangan diawali dengan definisi Ksatria yang diangkat menjadi tema malam itu, dengan kesimpulan dari dalang yang merupakan anggota Lima Gunung, bahwa ksatria adalah ia yang konsisten pada tugasnya. Hal ini tidak lain diangkat dari realita yang terjadi pada pemilihan presiden saat itu dan seperti sebuah sindiran pada mereka yang mencalonkan diri menjadi presiden. Dan tarian Tembang Gunung mengawali penampilan Lima Gunung. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;">Tembang Gunung dibawakan oleh beberapa orang perempuan, lelaki dan anak-anak. Diawali oleh kawih Jawa yang entah apa arti dan judulnya saya gagal faham. Tapi disana saya sedikit mengerti nyanyian tersebut berupa wejangan. Kemudian tarian disambung dengan datangnya empat orang pria dewasa, dengan dandanan gagah ksatria. Badan kekar, pandangan tajam dan tidak pernah membungkukan badan. Kumis tebal yang menunjukkan wibawa yang agung. Serta tarian yang menggambarkan berani dan siap melawan. Sungguh pemandangan menakjubkan yang sering saya tunggu-tunggu. Dan tarian diakhiri dengan tembang <i>ayo maju, maju terus pantang mundur, maju sampai penghabisan.</i></span></span><br />
<span style="font-weight: normal;"></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqrye-BlgToixzBT5wH7IIvc5nq8vFQbfLGIWFYdPMOZDrpd393878k6y0x6PurVaZswMFEuQDyiUH6cIdegjN_ia_P0Ry4MbNn7qzKUMu6wEkZnNrdZHyGa4GIIRDHQ-4SE1HiEQgnOx1/s1600/994481_10152666085324834_6687858483774690014_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqrye-BlgToixzBT5wH7IIvc5nq8vFQbfLGIWFYdPMOZDrpd393878k6y0x6PurVaZswMFEuQDyiUH6cIdegjN_ia_P0Ry4MbNn7qzKUMu6wEkZnNrdZHyGa4GIIRDHQ-4SE1HiEQgnOx1/s1600/994481_10152666085324834_6687858483774690014_n.jpg" height="424" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px;">Gambar dari web lima gunung<br />
<div>
<br /></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;"><i><br /></i></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;">Yang ketiga, berjudul <i>warok anak dan hiphop</i>. Mas Tanto berujar, bahwa mereka dipengaruhi Los Angeles, Frank Sinatra, Institute Kesenian Jakarta, pidato-pidato yang kurang kultural dari tim sukses, intinya mereka sangat terbuka pada pengaruh-pengaruh, terutama khazanah Jawa yang rumit. Tarian itu dibawakan oleh delapan orang bocah berpipi kembung yang membawakan <i>warok</i> dan satu orang anak muda berkacamata hitam yang menari <i>hiphop </i> dengan tubuh yang amat lentur. Paduan tarian tradisional dan modern menjadi sajian yang sangat meriah malam itu, suara musik yang bersemangat membawa suasana fikiran menjadi gegap gempita. Di tengah-tengah tarian <i>warok</i> ada adegan teatrikal antara dua bocah yang paling kecil. Mereka seolah sedang bertengkar, saling beradu kepala dan saling menantang dengan gagah. Katanya ini diibaratkan sebuah keberanian saat melawan dan berhadapan dengan musuh.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKR8qwlbVWV72rCczTiLN7RPC62qAqTLWQkpugwjQs-9K7mNQDZMMUgCRw7PXGhGAiA-mGDtzxOd2AD08gisHXyHEigI7fnz2Nsr1H88AR_kHKkKOKNlXKO16eXukUd7X8zLhul9bLScN-/s1600/10559849_10152666088584834_8039518244908552146_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKR8qwlbVWV72rCczTiLN7RPC62qAqTLWQkpugwjQs-9K7mNQDZMMUgCRw7PXGhGAiA-mGDtzxOd2AD08gisHXyHEigI7fnz2Nsr1H88AR_kHKkKOKNlXKO16eXukUd7X8zLhul9bLScN-/s1600/10559849_10152666088584834_8039518244908552146_n.jpg" height="424" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar dari web lima gunung</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;">Selanjutnya puisi yang dibawakan oleh Atikah seorang anak muda dari desa yang senang berpuisi, dan Mba Tias yang merupakan direktur utama Borobudur dan Candi Prambanan. Dilanjutkan dengan tarian yang berjudul <i>kipas nego</i> yang dibawakan oleh ibu-ibu dari Lima Gunung.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;">Komunitas Lima Gunung terdiri dari paguyuban warga dusun yang tinggal di daerah yang dikelilingi lima gunung di Magelang. Yaitu Merbabu, Merapi, Sumbing, Andong dan Menoreh. Orisinalitas Indonesia mereka bawa dari desa, dengan ketulusan dan cinta mereka terhadap kebudayaan yang memiliki pesan yang sangat tinggi terhadap kehidupan. Selain itu, seperti yang dipaparkan mas Tanto bahwa Lima Gunung menciptakan budaya yang tidak dilakukan oleh orang-orang kota yang disebut modern. Misalnya, kamar mandi di rumah mereka lebih bersih daripada TIM atau UIN Jakarta, serta meraka adalah orang yang selalu tepat waktu dimanapun, tanpa ada yang membawa jam.</span></span><br />
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-91916220633216552872014-09-06T03:30:00.002-07:002014-09-06T03:30:41.137-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;">"Tak mengapa tak dihargai pun, kita hidup tidak perlu harus dihargai. Asalkan kita bisa menghargai diri sendiri. Masalah dihargai orang lain itu bonus kehidupan.</span></div>
<span class="fullpost" style="font-size: x-large;">
</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;">Bagiku yang penting aku sudah melakukan hal yang semestinya aku lakukan. Jika mengharapkan penghargaan, aku kira itu semacam pamrih. Nada sumbang yang mesti hilang. Seperti senar gitar putus, yang mesti segera diganti."</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-81909149235656612362014-09-06T03:27:00.000-07:002014-09-06T03:27:00.964-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;">"Adalah cinta, buatku yang tak mesti dikatakan dengan lisan. Yang benar-benar tidak pernah ingin mengekang. Yang tidak pernah menunggu, yang tidak pernah mengeluh.</span></div>
<span class="fullpost" style="font-size: x-large;">
</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;">Ia amat bersahaja, sebab ia amat berharga. Ia adalah raja benak dan pikiran. Sebab, ia itu."</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-76332630683542547712014-09-06T00:58:00.003-07:002014-09-06T01:00:03.868-07:00Rasus, lagi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-size: x-large;">Aku mulai kembali mengenang matamu. Saat kau berkedip, dan kau luruhkan kata-kata yang berusaha ku artikan bahwa kau tak pernah berharap menjadi lelakiku. Yang kemudian menjadi sebuah alasan buatku untuk semakin menghasrati berdua denganmu.<span class="fullpost">
</span></span><br />
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Malam itupun, kembali ku kenang. Saat kita menyeduh kopi, kemudian memperbincangkannya sampai larut malam. Dan aku masih ingat, betapa berat melepasmu untuk beranjak dari tempat dudukmu.</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Apa kau pernah sesekali mengenang itu?</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-large;">Kemudian cinta bisa ku bahasakan. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj857O70Q9dbAnYbnxL0rT9e00KIvK3Bxmq3jlLzOJwX4JjnA8Wao0zclScQZo-TWgsySMrNm8ie-fh9bsDC_2KU_3e40wTfcGjNMdq2QCzZwCJX7FWng73-Pcq6S0_0nm0oaWlBKJcz5Wb/s1600/6fb2e-dilandanmileafull.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: x-large;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj857O70Q9dbAnYbnxL0rT9e00KIvK3Bxmq3jlLzOJwX4JjnA8Wao0zclScQZo-TWgsySMrNm8ie-fh9bsDC_2KU_3e40wTfcGjNMdq2QCzZwCJX7FWng73-Pcq6S0_0nm0oaWlBKJcz5Wb/s1600/6fb2e-dilandanmileafull.jpg" height="640" width="616" /></span></a></div>
<div>
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-42327037419442872422014-09-06T00:48:00.000-07:002014-09-06T00:48:02.294-07:00Rasus<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-size: x-large;">Lelaki ini membawa beribu pepohonan hijau yang ia tanam di kepalaku. Kemudian tumbuh subur bersama waktu. Ia pun membawa hujan, juga surga, membawa cuaca, letusan gunung dan awan tebal. Kemudian pohon berdaun lebat dan buah juga kembang.</span><div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span><div>
<span style="font-size: x-large;">ya, kaupun tahu, kadang harus gugur daun itu. Tapi, kau mestinya juga tahu daun gugur di bulan kemarau itu bisa kau bahasakan seperti rasa. Cinta yang membekas, yang abadi pada pula dalam gugurnya.</span></div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTVINqy5iNIq0ior9jigzl0SNAT7Un-zjffllIQfsQs2JhOYyB6hg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTVINqy5iNIq0ior9jigzl0SNAT7Un-zjffllIQfsQs2JhOYyB6hg" width="462" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Image by: Pidi Baiq</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: x-large;"><br /></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-11091561631428032242014-09-05T23:12:00.006-07:002014-09-05T23:15:40.643-07:00PEREMPUAN BEMATA BIRU <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Nanin menginjakan kaki di rumput dengan gaun
putihnya yang sangat anggun. Gigi putih bersih yang menghiasi senyum penuhnya
menambah rona kecantikannya. Rambut yang dibalut kerudung dengan melati putih
menghiasi kerudung, seperti taman bunga surga. Ah betapa cantiknya Nanin anaku.
<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Ia tatap semua tamu yang datang, disampingnya
telah siap menjaga seorang lelaki yang sudah sah menjadi suaminya. Suami yang
membawa pesan Tuhan, menjadi bagian dari masa depan anaku. Setiap tamu ia
salami dengan senyum penuh, senyum gembira yang renyah. Keluar dari hati
sanubari terdalam. Aku mengucurkan airmata, melihat anakku yang sudah tumbuh
dewasa. Sudah ada yang berani meminta masa depannya. Menjalani kehidupan
bersamanya, mencatat cerita bersamanya. Terharu, aku sungguh terharu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Begitupun istriku yang sedari tadi tidak berhenti
menahan airmata yang keluar, setelah sungkem anakku tadi. Entah berapa tisu
yang berceceran di rumput hijau. Aku tak bisa menahan haru itu, sebab aku tahu
ia pun bahagia. Sangat bahagia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">*<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;">“lebih baik kau tidak menikah”</span></i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"> bentak Pak Hendro, dengan mata
merah dan urat-urat kening yang menonjol. Aku tahu itu kemarah papa Ratna yang
sudah memuncak. Aku hanya diam menundukkan kepala, menahan amarah agar tidak
lebih menyulut api yang sedang menyala. Aku pun tidak berusaha memadamkan.
Lebih banyak diam dan ketakutan merajai pikiran.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Ratna hanya menangis disampingku, ia pun sama
sekali tidak bisa berkata lagi. Dadanya sesak, terdengar dari isaknya yang
tidak juga reda. Hingga ia sama sekali tidak mampu mengeluarkan kata-kata
karena isaknya yang semakin menyesakkan dadanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;">“apa tidak ada laki-laki lain selain Satria yang
kau agung-agungkan ini? Atau papa memang tidak becus mendidikmu sampai-sampai
kau berani menentang papamu ini, hah.” </span></i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;">kata itu
adalah kata terakhir yang diucapkan papa Ratna sebelum ia berlalu dan
membiarkan aku diam. Matanya basah, aku melihatnya saat ia berjalan kekamar dan
menyeka airmatanya dengan sorbannya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Kita hanya diam seolah menimbang semuanya. Tapi
aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku tidak langsung pergi begitu saja. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;">“aku tahu apa yang harus aku lakukan”</span></i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"> aku memegang tangan Ratna, yang sedari tadi memegang saputangan merah
jambu. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;">“apa? Kamu mau menyerah?” </span></i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;">Ratna langsung menuduhku, barangkali dia sudah tidak yakin kepadaku. Karena
diamku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">“aku pulang dulu, aku harus merumuskan strategi
baru. Aku tahu ini bukan waktunya untuk kita melanjutkan perjuangan restu
papamu. Tapi ingat Ratna, aku sudah jatuh cinta padamu. Aku tidak akan kembali
sebelum aku bisa mendapatkan mawarku. Ingar Ratna, aku bukan pendusta. Aku
tidak akan ingkar pada Tuhan. Kalau memang harus ingkar, aku tidak akan ke
gereja setiap minggu.”<o:p></o:p></span></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Ratna tersenyum, aku tahu dia selalu yakin
padaku. Karena aku juga banyak belajar ketulusan darinya. Ketulusan yang tidak
pernah mengharapkan balasan. Mencintai yang tidak pernah menunggu balasan,
itulah Ratna yang aku cintai selama ini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Hubunganku dengan Ratna sudah hampir sepuluh
tahun, selam itu hubungan kami tidak kami tunjukan kepada keluarga kami. Yang
kami beritahukan hanya kami bersahabatan baik, dan keluarga kami tidak pernah
menentang itu, termasuk Papa Ratna.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Dalam sepuluh tahun itu tidak ada konflik yang
berarti, aku dan Ratna sudah saling memahami satu sama lain, saat aku harus ke
gereja hari minggu, Ratna tidak pernah mengajakku jalan. Malah dia yang sering
menyuruhku dan membangunkanku untuk pergi ke gereja. Sehingga selam sepuluh
tahun itu, kalau memang tidak ada sakit aku selalu pergi ke gereja. Kadang
Ratna pun ikut menemaniku ke gereja. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Begitupun saat Ratna harus Shalat, aku selalu
mengingatkannya untuk sembahyang. Sampai-sampai aku tahu nama sembahyang yang
dilakukan Ratna setiap harinya. Begitu indah cinta yang kami jalani selama ini.
Aku yakin Tuhan melibatkan diri dalam cinta kami.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">*<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Tanpa Ratna malam ini bukan apa-apa. Bukan baju
belangnya atau mata coklatnya. Tapi suara dan airmukanya yang serupa
lampu-lampu kecil di pohon natal yang hijau. Tanpanya, celoteh malam ini akan
biasa saja. Malam ini terpahat ukiran batik pada malamku. Ada senyuman yang
selalu membuka pintu-pintu ketulusan, itu ada padanya. Aku merasakan malam,
menyentuh kulitku dengan nada merdu, itu karena Ratna ada di sisiku. Gerak
harmonis selalu keluar dari setiap lakunya, ketika aku bersamanya, suaranya
indah sekali.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Seperti kata penyair Chairil Anwar, <i>bahkan
dengan cerminpun aku enggan berbagi</i> seperti itulah malam ini cintaku pada
Ratna. Aku tak ingin membagi cinta ini pada siapapun.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Dunia memandangku dengan sinis. Aku dan Ratna
bahkan tak begitu akrab dengan tetangga rumah. Mereka selalu melihat kami hanya
dengan sudut mata, tak pernah mereka menampakkan senyum sedetikpun pada kami.
Aku sedikit bersedih, tapi tidak ketika aku sudah melihat mata ratna yang
ikhlas dengan segala keadaan ini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;">“pak, apa papa yakin Tuhan tidak akan marah
kepada kita juga?” </span></i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;">Ratna memotong kesejukanku
menatap matanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;">“aku yakin, Tuhan sayang umatnya, siapapun.
Percayalah, meskipun manusia membenci kita, tapi Tuhan pengasih”</span></i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;">Ratna tersenyum mendengar ucapanku, dari bibirnya
tersirat syukur yang mendalam. </span><o:p></o:p></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://ciricara.com/wp-content/uploads/2012/09/18/menikah-beda-agama.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: black;"><img border="0" src="http://ciricara.com/wp-content/uploads/2012/09/18/menikah-beda-agama.jpg" height="426" width="640" /></span></a></div>
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria;"><span style="font-size: large;"><b>Cibiru, 10 Juli 2014</b></span></span></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-66996073000986390922014-09-05T22:01:00.001-07:002014-09-05T22:03:02.195-07:00Media Merubah Arah Gengsi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-size: large;">Aku sering menonton sinetron si Doel, yang dibuat tahun '90-an. Kemarin-kemarin di tayangkan ulan oleh RCTI, dan gambarnya ternyata masih bagus. Termasuk ceritanya, ia sangat kontras dengan cerita sinetron saat ini. Kesederhanaan dalamkehidupan keluarga Doel memang tampak sekali. Sosok budaya betawi tergambar jelas. Dan bagiku, sinetron yang satu ini masih sangat menarik daripada sinetron tahun 2014 ini. Sebab jelas, selain menunjukan konflik dari setiap individu, atribut syuting dapat pula memberika pengetahuan yang luas.<span class="fullpost">
</span></span><br />
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Stasiun televisi hari ini kadangkala memberikan contoh budaya baru yang kurang bisa dicerna olehku. Perempuan dengan dandanan cantik, namun saat menyanyi ia tidak menunjukkan kemampuannya sebagai penyanyi, lebih percaya diri dengan lipsinc. Tidak kutemukan lagi perempuan yang tangkas dengan kegagahan dan sisi cantiknya. Konon kabarnya, itu demi meninggikan rating. Dan rating itu urusannya dengan kapasitas tingginya perusahaan, bukan lagi berbicara adab dan pendidikan yang harusnya media miliki.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Kemudian perempuan kebanyakan lebih senang menampilkan sosok cantiknya, karena laki-laki hari ini lebih banyak melihat daripada berfikir. Begitupun perempuan, begitupun aku. Dan aku tidak pernah tahu kapan ini akan berakhir, siapa yang bisa merubah hal ini.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Sebagai perempuan berumur 22 tahun aku sangat butuh dengan tontonan yang mendidik. Buka hanya berita pembunuhan disana sini. Aku juga ingin tahu pertunjukan seni budaya seperti apa, apalagi untuk orang-orang desa yang akses untuk kesana seringkali tidak memungkinkan. </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Katanya sastra Indonesia mulai merosot. Kemana media mainstream berperan? Katanya teater Indonesia bagus, kemana saja media mainstream mengarahkan pemikiran? </span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-71520996749298659802014-09-05T20:41:00.007-07:002014-09-05T20:44:20.182-07:00Pernikahan Beda Agama, Lantas Kenapa?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pernikahan
beda agama adalah permasalahan yang tidak kunjung usai diperbincangkan,
sedangkan pasangan pernikahan beda agama juga tidak bisa ditiadakan. Pernikahan
lintas agama, adalah hal yang menjadi pembahasan yang belum menemukan titik
yang pasti. Negara pun menyerahkan hal tersebut kepada agama, sehingga tidak
sedikit pasangan pernikahan lintas agama yang melangsungkan pernikahannya dengan
dilanda banyak permasalahan yang cukup kuat dari pihak eksternal. Meskipun
begitu, pernikahan beda agama di Indonesia oleh sebagian dari mereka dianggap
tidak boleh dilakukan, karena beberapa hal yang sangat mendesak yang berasal
dari rujukan kitab suci yang mereka pahami. </span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Majelis
Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwanya pada tahun 2005 mengenai pernikahan
lintas agama, merujuk pada Q.S An-Nisa ayat 3:</span><span style="font-size: large; line-height: 200%;"> </span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span dir="LTR"></span><i><span dir="LTR"></span>“Dan
jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang
yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang
kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
Berlaku adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang
kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”<o:p></o:p></i></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Serta
QS. Ar-Rum ayat 21:</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span dir="LTR"></span><i><span dir="LTR"></span>“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”<o:p></o:p></i></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Selain
dua surat al-Quran tersebut, MUI juga merujuk pada beberapa surat dalam
al-Quran diantaranya : at-Tahrim ayat 6, an-Nisa ayat 25, al-Maidah ayat 5,
al-Baqarah ayat 221, dan al-Mumtahanah ayat 10. Dan ditetapkan bahwa pernikahan
beda agama dan pernikahan laki-laki dengan perempuan ahl kitab adalah haram. </span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"> Nahdlatul Ulama (NU) pada Muktamar
ke-28 di Yogyakarta akhir November 1989 dalam fatwanya menegaskan bahwa nikah
beda agama itu tidak sah. Begitu pula ormas Islam terbesar kedua di Indonesia
Muhammadiyah. Muhammadiyah juga memfatwakan haram bagi pernikahan beda agama
yang didasarkan pada Q.S al-Baqarah ayat 221.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Namun,
dalam realitasnya pernikahan lintas agama tetap saja terjadi. Di Indonesia
saja, pasangan pernikahan beda agama pada tahun 2011 sudah mencapai 299
pasangan, sedangkan pada tahun 2004 mencapai 1.109 pasangan<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Seperti yang terjadi pada pasangan mentalist yang sering di sorot di media
massa adalah Deddy Corbuzier dan pasangannya Kalina. Mereka menikah dengan
perbedaan agama, yang akhirnya harus bercerai dengan alasan perbedaan agama yang
mereka yakini. Hal ini ternyata
berpengaruh besar terhadap keberlangsungan pernikahan mereka. Ada kesadaran
yang muncul dari pasangan ini bahwa perbedaan agama yang mereka miliki akan
memberatkan anak mereka.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Lain
halnya dengan Ahmad Nurcholis<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a>,
pelaku pernikahan lintas agama, yang melangsungkan pernikahannya pada bulan
Juni 2003. Pernikahan dilakukan dengan
dua cara, yaitu secara Islam, di sahkan di Universitas Paramadina. Dan di pihak
Istri dengan cara pernikahan Konghucu di Li Cheng MATAKIN. Sampai saat ini
Ahmad Nurcholis sudah dikaruniai dua putera. </span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Bisa
disimpulkan bahwa pernikahan lintas agama ini memang memiliki dua tantangan
yang cukup signifikan. Yang pertama, tantangan berasal dari komitmen yang nanti
bisa dibangun oleh pelaku, dan tentangan kedua yaitu muncul dari pasangan
tersebut, atau kita sebut saja faktor eksternal.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Sebagai
pelaku pernikahan lintas agama, Nurcholis memberikan pertanyaan terkait
pernikahan ini. Yaitu, sejauh mana kesiapan pelaku pernikahan. Dan kedua,
bagaimana komitmen yang akan dibangun oleh suami istri tersebut terhadap
anak-anaknya kelak.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Dari
faktor eksternal, permasalahan yang kerap kali muncul dari pelaksanaan
pernikahan lintas agama, kurang lebih ada 5 permasalahan yang ditemukan.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a>
(1) aspek keagamaan. Terkait hal ini lembaga keagamaan jarang yang memberikan
ruang terhadap pernikahan lintas agama. Hal ini merupakan hambatan utama yang
akan dihadapi oleh pelaku pernikahan lintas agama. Pandangan-pandangan haram
yang didapatkan dari kitab suci seringkali dijadikan rujukan utama. QS.
al-Baqarah ayat 221:</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“D<i>an
janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun
Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin
lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran.”<o:p></o:p></i></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">(2)
Lembaga keagamaan. Pernikahan berkaitan erat dengan lembaga keagamaan.
Sebagaimana pandangan agama terhadap pernikahan lintas agama, mereka bahkan
menafsirkan bahwa hari ini ahli kitab sudah tidak ada lagi, yang hari ini diakui
sebagai ahli kitab adalah mereka yang sesat. Pandangan lembaga keagamaan ini,
seharusnya tidak terjadi di negara kesatuan Republik Indonesia yang
berlandaskan Pancasila.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"> (3) Orangtua dan keluarga, juga merupakan
tantangan tersendiri. Keluarga yang tidak paham akan keagamaan, biasanya mereka
menyerahkan seluruh persoalan kepada agamawan. </span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">(4)
Oknum penyelenggara negara (RT, RW, Catatan Sipil). Dalam beberapa pasal
tentang pernikahan, tidak ada pelarangan negara terhadap pernikahan lintas
agama. telah disebutkan dalam Undang-undang, asalkan sesuai hukum agama
masing-masing.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></a> Namun
yang terjadi di KUA ternyata belum bisa mencatat pernikahan lintas agama.
Padahal, keputusan MA No. 1040 tahun 1986/189 telah ditetapkan bahwa perbedaan
agama tidak ada halangan untuk melakukan pernikahan. MA memerintahkan terhadap
pemerintah Departemen Dalam Negeri untuk mencatat mereka yang menikah beda
agama ;dan</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">(5)
Masyarakat, dalam tantangan sosial kemasyarakatan, hal yang memang akan
didapatkan oleh pasangan pernikahan beda agama ini adalah mereka akan
mendapatkan perlakuan yang terkadang mengalienasikan keberadaannya. Dan secara
psikologis ini dapat mengganggu. </span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Seluruh
permasalahan ini lebih dominan dari pihak luar yang memproses pernikahan lintas
agama. Pada aspek keagamaan, yang muncul adalah klaim kitab suci yang
mengharamkan pernikahan beda agama, yang pada akhirnya menjadi sebuah budaya
yang ditentang dari berbagai pihak. Berawal dari pandangan terhadap kitab suci
yang ditafsirkan hanya dari satu sisi. Dari keterlarangan tersebut, dan dari
adanya pembelaan dan klaim kebenaran yang dianut. </span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Ada
ayat yang sering dilupakan oleh para agamawan, menangani penikahan ini. Yaitu
Q.S al-Maidah ayat:5</span><span style="font-size: large; line-height: 200%;"> </span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: large;"><span lang="AR-SA"><br /></span></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span dir="LTR"></span><i><span dir="LTR"></span>“Pada
hari ini Dihalalkan bagimu yang baik-baik. makanan (sembelihan) orang-orang
yang diberi Al kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi
mereka. (dan Dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara
wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
orang-orang yang diberi Al kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas
kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak
(pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman
(tidak menerima hukum-hukum Islam) Maka hapuslah amalannya dan ia di hari
kiamat Termasuk orang-orang merugi.”<o:p></o:p></i></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara terjadi perubahan yang signifikan terutama
dalam penegakan Hak Asasi Manusia (HAM). Aspek-aspeknya menjadi sorotan oleh
masyarakat dunia. Perkawinan merupakan hak asasi yang paling mendasar yang
tidak bisa diintervensi oleh siapapun termasuk negara. Sebaliknya negara
memiliki kewajiban melindung hak-hak tiap warga negaranya. Penyikapan terhadap
HAM juga kurang populer di kalangan petugas pencatatan sipil pernikahan,
termasuk agamawan. Pada UUD HAM tahun 1999, dinyatakan bahwa negara menjamin hak-hak
sipil termasuk pernikahan beda agama. </span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Peraturan
perkawinan campuran/<i>regeling op de
gemengde huwelijken</i>, Staatsblad 1898 nomor 158 (GHR), beberapa ketentuan<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></a>
tentang perkawinan beda agama selanjutnya dijelaskan oleh Muhibuddin bahwa
pasal-pasal tersebut menandakan bahwa perbedaan agama bukan alasan untuk tidak
melakukan pernikahan. </span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Kemudian
landasan UUD No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat (1), pasal 8 huruf f dan pasal 57
pasal 2 ayat (1) berbunyi: Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agama dan kepercayaannya.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: large;">Sedangkan pasal 8
huruf f berbunyi: mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain
yang berlaku, dilarang kawin.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Dari
sinilah muncul pemahaman yang berbeda tentang pernikahan lintas agama. Namun,
kita juga bisa melihat hukum tersebut dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 49
huruf c dan pasal 44 yang menyatakan sebagai berikut.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Dilarang
melangsungkan perkawinan antara seorang pria dan seorang wanita karena keadaan
tertentu:</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 45.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;">a.Karena wanita yang bersangkutan masih terikat satu
perkawinan dengan pria lain;</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 45.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;">b.<span style="line-height: normal;"> </span>Seorang wanita yang masih dalam masa iddah dengan pria
lain;</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 45.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;">c.Seorang wanita yang tidak beragama Islam.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pasal
60 Kompilasi Hukum Islam menguatkan hal ini:</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 45.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;">(1) Pencegahan perkawinan bertujuan untuk menghindari suatu
perkawinan yang dilarang hukum Islam dan peraturan perundang-undangan.</span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="line-height: 200%;">(2)</span> <span style="line-height: 200%;">Pencegahan perkawinan dapat dilakukan bila calon suami
atau calon istri yang akan melangsungkan perkawinan menurut hukum Islam dan
peraturan perundang-undangan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Coppyright: by Iis Nurhayati (Diulas dalam proposal Iis Nurhayati yang berjudul Perniakahan Beda Agama dalam Perspektif Komunitas LIntas Agama Jakatarub). </div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">
</div>
<div>
<!--[if !supportFootnotes]--><span style="font-size: large;"><br clear="all" />
</span><br />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Sejak 2004-2011 ada 1190
Pernikahan Beda Agama, diakses dari </span><a href="http://beritakbar.blogspot.com/"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">http://beritakbar.blogspot.com/</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> pada tanggal 26 Desember 2013
pukul 21.49 WIB<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Deddy-Kalina Akui Bercerai Karena Perbedaan Agama,</i> diakses dari
okezone.com, pada tanggal 04 Desember 2013, pukul 08.00 WIB.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Aktifis ICRP (Interfaith
Conference for Religious and Peace).<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Dikemukakan oleh Ahmad Nurcholis
pada diskusi pernikahan lintas agama yang dilaksanakan oleh komunitas lintas
agama JAKATARUB pada 23 Januari 2010.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Pasal 2 (1) Undang-undang No.
1/1974 yang menyatakan bahwa perkawinan adalah sah, apabila dilakukan hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya. Hal ini berarti Undang-Undang
menyerahkan kepada masing-masing agama untuk menentukan cara-cara dan
syarat-syarat perlaksanaan perkawinan tersebut (di samping cara-cara dan
syarat-syarat yang telah ditetapkan Negara).<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn6">
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3818972216702317484#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></a> Pasal 1:<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pelangsungan perkawinan antara orang-orang, yang di
Hindia Belanda tunduk pada hukum yang berbeda, disebut perkawinan campuran.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pasal 6 ayat (1):<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Perkawinan campuran dilangsungkan menurut hukum yang
berlaku atas suaminya, kecuali izin para calon mitrakawin yang selalu
diisyaratkan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pasal 7 ayat (2):<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="font-size: large;">Perbedaan agama, golongan penduduk atau asal-usul
tidak dapat merupakan halangan perlangsungan pernikahan.</span><o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<div>
<div id="ftn6">
</div>
</div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-39500856969596645922014-09-05T19:59:00.000-07:002014-09-06T01:07:01.867-07:00FIRASAT<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Prakkk....<o:p></o:p></span></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Tiba-tiba
gelas yang kupegang lepas dari genggaman. Air putih yang akan kuminum membasahi
lantai. Pecahan kacanya bertebaran kemana saja mereka suka. Waktu seperti
berhenti satu menit, dan jantungku berdetak sangat kencang saat itu. Kebiasaan
yang mungkin tidak baik, tapi hanya sesaat jantungku kembali normal. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">Meeoow... </span></i><span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Kucing
peliharaankupun terkejut mendengar gelas yang jatuh itu. Aku mengambil pecahan
kaca, kemudian ku buang ke tempat sampah. Dan ku bersihkan lantai yang basah
itu. <i>“Ada apa Rum?” </i>Siti datang ke
kamarku. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Oh tidak, aku hanya menjatuhkan gelas”</i>.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Oh, kirain...</i>” Siti berlalu meninggalkan
kamarku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Eh ada salam dari Banyu tuh.. haha</i>” Siti
berteriak dan cekikikan sambil meninggalkan kamarku. Dia memang paling senang
menggodaku dan mengataiku dengan Banyu. Bibirku tidak bisa biasa saja, ia
spontan mengembang menjelma senyum. Dan ku yakin jika ku lihat wajahku dikaca,
pipiku pun memerah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Angin
berembus masuk ke dalam kamarku, cahaya matahari sore ini memancar masuk
melalui celah jendela yang sengaja ku buka. Awan begitu merah di luar, berwarna
jingga seperti cat yang tertumpah pada awan. Merah cahayanya menyorot pada foto
bapak yang ku simpan diatas lemari disamping gambarku dan ibu. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Aku mengambil
cangkir di rak piring, cangkir kesayangaku bergambar kupu-kupu hitam. Aku isi
cangkir dengan Kapal Api hitam, cipratan kecil air panas terasa di pori-poriku.
Wangi kopi tercium hidung, hangat sampai kedada. Kuaduk tiga puluh tiga kali
seperti yang selalu diajarkan bapak. Bahwa tiga puluh tiga kali itu simbol
dzikir kepada Tuhan. Sampai sekarang hal
itu menjadi kebiasaanku, dan aku tidak bisa menikmati kopi yang diaduk kurang
dari hitungan itu, harus selalu tiga puluh tiga.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Udara sore
yang begitu sejuk, lain dari biasanya. Sore di kosanku biasanya panas, tapi
hari ini begitu sejuk. Aku putar lagu The Beatles sambil kuminum kopi menghadap
keluar jendela menikmati suasana senja. Kau tahu apa yang paling membahagiakan
dalam hidup ini? Bukan uang atau harta, tapi menikmati kopi dengan iringan
musik. Ah, begitu sederhana dan nikmat sekali.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Kupu-kupu
berwarna kuning menghampiri gelas kopiku. Ia hinggap sebentar kemudian pergi
lagi. Seperti mengucapkan selamat sore kepadaku. Senja di kota Bandung memang
indah. Tapi belum ada yang mengalahkan indahnya senja di kampung halamanku.
Disana aku tidak hanya dihampiri kupu-kupu, tapi aku ditemani nyanyian burung
yang sedang terbang bebas, tidak di dalam sangkar seperti di sini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Sembari
menikmati kopi dan musik, aku teringat sahabatku, Banyu. Aku pegang ponselku,
dan ku ketik SMS, “<i>Indah sekali senjanya</i>”.
Selesai ku ketik tiga kata itu, tapi ku hapus lagi. Ku ketik lagi SMS “<i>lagi dimana?</i>”. Aku tekan tulisan <i>sending message</i> dengan ragu. Dan tidak
jadi kukirim SMS itu. Lalu kusimpan kembali ponselku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">Yesterday, all my troubles seemed so far away.... </span></i><span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">ponselku
berbunyi. Kuraih ponsel yang kusimpan di sebelah gelas kopiku. Aku tersenyum,
seketika pikiranku memberitahu bahwa itu Banyu. Tapi ternyata bukan, “My
Sister” nama itu tertera di layar ponselku. Kakakku Sinta, meneleponku. Aku
agak heran, tumben sekali orang ini meneleponku, bahkan menanyakan kabarkupun
ia tak pernah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>halo, assalamualaikum, ada apa kak?”</i> aku
berbicara padanya terlebih dahulu sebelum ia bicara.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Pulang yah,</i>” ucap Kak Sinta dengan nada
rendah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>kenapa kak?</i>” <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Bapak sakit lagi. Kamu nanti dijemput kak
Nano</i>”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Dadaku
langsung sakit, seperti ada yang mencubitnya. Jantungku mulai berdetak tidak
karuan. Cahaya remang mulai terasa disebelah utara, matahari mulai turun. Air
mata menggenang, dan tumpah dengan segera.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Yang ada
dalam kepalaku hanya wajah bapak, senyumnya dan giginya yang putih. Serta
pecinya yang selalu digunakan saat ia hendak pergi ke mesjid. Aku mulai
mengambil tas dan mencari baju yang akan kubawa, yang kupegang tidak terasa
kasar atau lembutnya. Kepalaku sudah dipenuhi dengan bayangan yang tak pernah
ingin aku pikirkan. Wajah bapak, senyum bapak, dan rasa sakit yang bapak
derita.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Pandanganpun
terhalang airmata yang terus menerus menggenang dan jatuh, seperti hujan. Dan wajah
bapak menghantam-hantam seperti petir. Kadang terang kadang tidak terlihat. Dan
tanah merah yang kulihat, menyayat dan menciptakan genang baru.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Kak Nano
datang menjemputku. Ia hanya diam dan mengajakku segera masuk kedalam mobil.
Aku duduk di samping kak Nano yang menyetir. “<i>udah jangan nangis, bapak gak papa kok. Bapak hanya sakit seperti
biasa.</i>” Tapi benar-benar kali ini perasaanku lain dari biasanya. Dadaku
begitu sesak, begitu dalam sesak itu, dan tak ada kata yang keluar dari
mulutku, hanya air mata yang terus menggenang dan tumpah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Kamu pulangnya besok saja, bapak masih kangen
sama kamu</i>”. Kata bapak kepadaku sebelum aku kembali ke Bandung.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Tapi pak, besok aku ada mata kuliah, jadi
harus kuliah. Dosennya agak galak pak, hehe</i>” seperti biasa aku bercanda
kepada bapak. Bercerita sampai larut malam. Kopi selalu menjadi teman kami
bercerita di depan rumah. Diteras yang sengaja bapak buat untukku belajar dan
menyepi. Tempat itupun menjadi tempat dimana aku bercerita segala hal pada
bapak. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Kamu kuliah yang bener, pesan bapak Cuma
satu, jangan pernah sakiti orang lain. Itu saja.</i>” <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Siap pak</i>, “ jawabku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Kami
bercerita sampai larut malam, tapi tak pernah ada satu hal pun yang tidak aku
ceritakan pada bapak tentang segala hal yang kualami ditempatku merantau.
Termasuk ketika aku suka pada seseorang. Bapak berpesan padaku, “<i>kalo kamu suka cinta sama dia, cintai dia
dengan tulus. Cintai dia seperti udara yang kosong, jangan berharap apapun.
Tapi cintailah ia, cintai saja itu cukup. Selebihnya dari Tuhan.</i>”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Dan satu lagi, kalau bapak dijemput pulang.
Kamu jangan terlalu sedih, bapak kembali pada Sang Pemilik yang sesungguhnya.
Dan nanti kita akan bertemu dan berkumpul lagi disana.”<o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">“Maksud bapak?” </span></i><span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">sambil kuseruput kopi kutanya balik kepada
bapak.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>iya, kan bapak sudah tua, tidak mungkin
menemani kamu seratus tahun lagi. Bapak tidak sudah capek nak.</i>”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Aku kembali
terjaga dari ingatanku pada hari itu. Hujan mulai turun mengiringi perjalananku
pulang. Aku lihat di luar seorang anak perempuan berkuncir digandeng seorang
bapak tua satu payung. Mereka berjalan berdua dibawah hujan, gigi gadis kecil
yang tidak rata itu terlihat jelas, dari tawanya yang lebar, mereka sedang
bercanda dibawah hujan. Air mataku menggenang dan tumpah kembali, teringat
bapak. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Beberapa
meter lagi aku menuju rumah, air mataku semakin membanjir. Dan tubuhku lemas
tidak karuan. Sampai pintu rumah aku melihat banyak sandal dan beberapa
perabotan rumah di simpan di luar, tidak seperti kemarin saat aku pulang. Dari
jendela aku melihat kerumunan orang melingkar, aku segera masuk kedalam rumah.
Segera tasku diambil pamanku, dan aku
dirangkul ibu disebelah bapak yang terbaring kaku berselimut kain putih. Dada
mulai terasa perih seperti dimasuki benda yang sangat tajam. Aku memeluk bapak
yang berbaring, dan kuciumi matanya yang sudah tidak berkedip itu. Seketika,
semuanya menjadi hitam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSKypfRHo1xLQOZSC079W6KM6oDvA3D9M-qE4dzNl_h8wzOP5wA3A" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="479" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSKypfRHo1xLQOZSC079W6KM6oDvA3D9M-qE4dzNl_h8wzOP5wA3A" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<b><i><span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: large;">Cibiru, 26 Maret 2014</span></span></i></b><span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-20789881453070277852014-09-05T19:46:00.003-07:002014-09-05T19:47:05.712-07:00LANANG<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Damai menjadi cita-cita manusia seribu tahun yang lalu,
kini damai itu menjadi diri manusia. Mereka semua damai, dan cinta menjamah
diri mereka. Semua tersenyum, tak ada yang menangis.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">****<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 37.55pt;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">3013 November,<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Lanang duduk di beranda rumah, angin yang berembus
lembut. Begitupun ia melihat awan yang cerah dan damai. Simfoni Bethoven
mengalun dari laptop Lanang. Menelusup dalam sanubarinya seperti cinta tak akan
pernah pergi selamanya. Menyeruak ke dalam lamunan. Dan Tuhanpun sedang
tersenyum bersamanya, bersama malaikat berbaju putih yang menari-nari di
beranda rumah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Minggu :<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Di beranda rumah, lanang memikirkan kopi yang akan
menemani sorenya lebih hangat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"Lanang, ibu buatkan kopi untukmu". Sejenak
ibunya membawa segelas kopi dan menyimpannya di meja.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"Iya bu, terimakasih". Dengan tangan yang
segera mengambil gelas hitam yang masih hangat. Senyumpun menghias pipinya yang
putih.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Senin:<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Lanang berjalan seorang diri dari kampus, ia ingin Amba
datang menemani langkahnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"Hai Lanang, aku ikut jalan kaki yah". Sapa
Amba dari belakang lelaki berbaju putih itu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Lanang pun tersenyum.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Selasa:<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Lanang duduk membaca novel di bawah pohon Apel
depan kelas. Suara angin yang anggun, selalu ia dengar. Nyanyian merpati
menjadi pengiring santainya di bawah pohon apel itu. Tak terlewat juga,
apel-apel yang jatuh selalu mengisi perutnya setiap ia atau temannya berada
disana. Ada Tuhan kembali disana, dan malaikat yang sedang menari-nari.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Rabu:<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Lanang kembali mengambil Laptopnya, ia membuka situs
berita.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"peristiwa penting terjadi di 2013, pemuda-pemuda
menggerakkan perdamaian.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"berita macam apa ini, memangnya pernah ada zaman
seperti ini, hahaha"<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Kamis:<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Lanang berjalan menyusuri jalan kota. Setiap orang saling
menyapa dengan senyuman yang tak lepas dari muka-muka mereka yang cerah. Cinta
telah merasuk kesetiap penjuru hati mereka.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Malaikat menari-nari, dan Tuhanpun tersenyum.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Jumat:<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Damai....<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Sabtu:<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"kakek bosan nak, bosan" suara kakek di telepon
terasa aneh di pikiran Lanang. Bosan, kata yang baru ia kenal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"Kek, bosan itu apa?"<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"Sampai-sampai kalian tak kenal rasa bosan?
Keterlaluan." suara kakek Lanang meninggi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"Apa maksud kakek aku tak paham?"<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"Sudah lama tak ku cium air mata duka, ah sudah lama
Nak,.". Dan telepon pun ditutup.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">***<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Damai, tak ada janji yang tak ditepati. Tak ada kecewa,
tak ada selembar daun yang dikhianati. Tak ada manusia yang tertindas tak ada
cinta yang tak terbalas. Tak ada doa yang tak terwujud, tak ada dendam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">"Tuhan aku ingin perang." do'a lanang.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-size: large;">Dan hujanpun turun.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 12.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
</div>
<div style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-39847984076040355352014-09-05T18:37:00.002-07:002014-09-05T19:48:33.298-07:00APA ITU JAKARTAKU? <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0IF7SiShIhCsSr8oixwjZqLIs6bANHAlIrOTLB9l2KIbB8rhq87J_Qoav0kN5jKboIXtRTAXGL08q4Ak8LNDStl1o33csUe_3mNV6FcIFPPTzKsiAmBHNqW71uwEuaHnO7eUrFvXaCl4-/s1600/c.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0IF7SiShIhCsSr8oixwjZqLIs6bANHAlIrOTLB9l2KIbB8rhq87J_Qoav0kN5jKboIXtRTAXGL08q4Ak8LNDStl1o33csUe_3mNV6FcIFPPTzKsiAmBHNqW71uwEuaHnO7eUrFvXaCl4-/s1600/c.jpg" height="479" width="640" /></span></a></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“Jakarta sedang banjir.
Dan hatiku biasa-biasa saja, degup jantungku normal-normal saja, tuh Pak.” Ujar
Bu Darmin sambil membawa sepiring goreng singkong untuk suaminya. Kebayanya
yang berwarna hijau muda mencetak tubuhnya yang gempal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;"> “Hus, mereka juga kan manusia bu. Sama-sama
orang Indonesia, saudara kita juga” timpal pak Darmin menyeruput kopi hitamnya,
dengan tangan yang renta dan urat-urat yang menonjol.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“Orang-orang disana itu,
yang hidupanya enak itu sedang kebanjiran dan mereka diliput oleh media
merengek-rengek meminta bantuan dan menyalahkan berbagai pihak. Padahal siapa
juga yang membuang sampah sembarangan, <i>to
</i>Pak.” Bu Darmin mengambil satu goreng singkong dan memasukan ke mulutnya
dengan segera.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“Dan Jakarta banjir, itu
pun urusan mereka. Orang bilang penyebabnya adalah ketidak becusan pemerintah
dalam menjalankan amanah. mungkin memang begitu. Aku memang mungkin tak begitu
pilu, sebab, desa kita juga tidaklah senyaman seperti apa yang dilihat. Jalan
yang tak pernah tersentuh perbaikan, entah berapa zaman tak juga mendapat
sentuhan hasil pembayaran pajak. Tak pernah juga di eskpose semacam selebriti.
Yang mereka tahu, desa kita ini lugu pak, jadi tak usah memiliki kenyamanan
yang memanjakan.” Semangat bu Darmin, hingga tangannyapun ikut menunjuk-nunjuk
yang ia maksudkan mereka.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“Tapi ibu nyaman <i>tho </i>bu? Coba kalau jalan di desa kita
ini mulus seperti Jakarta, mungkin disini juga bisa banjir seperti di Jakarta.
Mereka orang-orang pintar yang tinggal di Jakarta pun tidak bisa menangani,
apalagi kita yang orang desa bu.” Pa Darmin menyeruput kembali kopi hitamnya.
Kali ini ia mengambil satu buah singkong goreng yang istrinya simpan tepat di
sebelah gelas kopi pak Darmin<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Pak Darmin terdiam, asik
menikmati rokok yang selalu setia istrinya sediakan setiap pagi sebelum ia
pergi ke kebun. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“Orang kecil itu bu,
lebih kreatif. Selalu mempunyai ide-ide dan ketahanan mental yang lebih. Ia
kalaupun mereka kalah dengan kekuatan besar, mereka tidak akan menyerah melawan
nasib buruk. Belum tentu orang-orang di sana kuat seperti kita <i>tho</i> bu.
Setiap hari kita bisa makan hanya sepiring nasi dengan garam, dan selanjutnya
pergi kembali bekerja di ladang. Dan kita tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluh oleh Yang Maha Kuasa.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“Tak mengapa jalan ke rumah
kita tidak pernah diperbaiki. Itu mencirikan bahwa kita adalah orang desa yang
kuat. Jangan kita menggugurkan semangat, apalagi rasa cinta kepada sesama
manusia. Seharusnya bu, kita mengingatkan mereka. kita ini masih diberi
kesadaran oleh Allah untuk bisa menjaga lingkungan, melestarikan dan
memanfaatkan sumber daya alam. Kita seharusnya orang desa ini yang mengingatkan
mereka, bu. Dunia selalu membuat orang lupa.” Pak Darmin menjelaskan pada
istrinya yang dari tadi <i>misuh-misuh saja.<o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">“he’em</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">”, bu Darmin menanggapi perkataan suaminya
dengan singkat. Ia berfikir memang benar juga apa yang dikatakan suaminya. <i><o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://www.blogger.com/null" name="_GoBack"></a><span style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">***<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Bu Darmin terdiam
menerawang ke halaman depan rumahnya dengan tatapan kosong. Kota Jakarta adalah
kota yang membuat bu Darmin sakit bukan kepalang. Pada saat itu rumahnya yang
berada di salah satu komplek mesti direlakan dihancurkan untuk sebuah
pembangunan industri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">“ibu harus meninggalkan
tempat ini secepatnya. Tanah ini kami beli dengan harga satu juta”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"> ucap Satiman salah satu petugas yang datang ke
rumah bu Darmin di Jakarta.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">“subhanallah pak, sudah
10 tahun saya tinggal di sini. Ini tempat kelahiran anak-anak saya, saya sudah
nyaman berada di sini, bapak dengan seenaknya saja membeli harga tanah
kelahiran saya seenak bapak.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">sambil
menangis bu Darmin marah kepada orang yang berseragam yang katanya petugas itu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">“<i>Tapi ini juga demi
kesejahteraan masyarakat bu, perusahaan kami memiliki visi yang sangat
bijaksana yaitu mensejahterakan masyarakat dan berlandaskan kemanusiaan yang
adil dan beradab seperti tercantum dalam pancasila.!”<o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Bu Darmin hanya menangis
karena ia memang tidak paham. Ini persoalan kemanusiaan katanya, tapi bu Darmin
sama sekali tidak mengerti kenapa harus rumahnya dan rumah para tetangganya
yang dijadikan lahan. Kenapa tidak lahan lain yang memang tidak ada manusianya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Kemudian pak Darmin
datang dengan wajah lelah sehabis bekerja. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">“Ada apa ini bu?”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"> wajah pak Darmin nampak heran melihat orang
berseragam dan bu Darmin yang menangis. Dan salah satu petugas yang datang itu
menjelaskan kembali perihal kedatangan mereka kepada pak Darmin.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">“Subhanallah, ya sudah
bu, kita tidak usah tinggal di kota ini lagi. Kita punya desa, punya kampung
halaman yang menusianya lebih manusiawi daripada disini. Mari kita besok pulang
ke Cilacap</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">” jelas pak Darmin
dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan kekesalah yang amat mendalam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">“Nah, begitu dong pak,
begini kan lebih enak. Ini demi kesejahteraan rakyat juga pak”. </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;">Dengan senyum puas petugas memberikan uang yang
sudah dijanjikan itu kemudian pergi meninggalkan rumah tersebut dengan hentakan
sepatu hitam yang begitu keras menusuk jantung pak Darmin dan Bu Darmin.<o:p></o:p></span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 200%;"><span style="font-size: large;">Sebulan berlalu, rumah
mereka sudah rata dengan tanah. Dan berdiri sebuah pabrik yang megah dengan
ketinggian mencapai langit. Begitu cepat pembangunan itu.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</span><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 18.3999996185303px;"><div style="text-align: justify;">
<b style="line-height: 18.3999996185303px;">Bandung, 5 September 2014</b></div>
</span></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-52830085885032760472014-09-01T05:46:00.000-07:002014-09-06T01:07:22.495-07:00Become Speachless<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">I Can't Write Before I Read.. </span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">)Frustated(</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">:'(</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">:'(</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-large;">:((</span></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3818972216702317484.post-78472490492679901632014-03-07T17:00:00.001-08:002014-09-06T01:06:36.047-07:00RECTOVERSO : MALAIKAT JUGA TAHU, AKULAH YANG JUARA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Entah apa
yang ada dalam benak Abang saat ia hanya mencintai satu orang saja di dunia
ini. Saat ia hanya bisa mendengar dan tersenyum oleh satu orang saja. Perempuan
yang bernama Lea. Saat sebuah sabun menjelma menjadi sebuah bagian dari senyum
perempuan itu. dan hangatnya tersisa disana. Dalam sebuah sabun berwarna biru
yang Lea beli untuk Abang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setiap malam
Abang menghitung bintang, selalu genap seratus dan sempurna. Seperti tumpukan
sabun di kamar abang yang sempurna tumpukannya pada seratus buah. Aku tak
paham, aku tak pernah mengerti kenapa Tuhan menciptakannya di dunia. Kenapa dia
seperti makhluk ajaib yang selalu melakukan hal yang sama dalam hidupnya. Dan tidak
pernah bosan seperti manusia pada umumnya. Setiap hari senin, Abang selalu
mengambil baju-baju yang berwarna putih untuk ia cuci di laundry miliknya. Untuk
kemudian, hari selasa adalah hari dimana Abang mencuci pakaian yang berwarna. Begitu
lain, begitu berbeda dan begitu aneh kurasa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tapi, tak
pernah ada cinta yang tidak dikumandangkan orang saat melihat Abang. Penolakan pun
Hans anggap sebuah hal yang biasa sebagai adiknya. Saat Hans memberinya sebuah
bingkisan, dan Abang sedang sibuk memberikan catatan belanja untuk ibu,
sehingga Hans pun harus menerima penolakan dari Abang. Tapi, tidak ada raut
kesal ataupun marah merasa tidak dihargai. Tapi senyum yang hanya ia miliki
untuk Abang, meskipun ia kecewa. Sebab, Abang
adalah makhluk yang istimewa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tapi, tidak
pernah ada kasih yang setulus ibu. Lea bukan orang yang senantiasa tegap dalam
mencintai Abang, karena ia lebih mencintai Hans, adik Abang. Ibu adalah
satu-satunya pemilik kasih yang tak pernah meluruhkan cinta pada Abang. Aku kagum
padanya. Betapa tidak, saat Lea dengan yakin meninggalkan Abang, ibu yang
menampung tangis Abang. Ibu, yang menampung pedih hati abang, dan raungan
kehilangan Abang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Iya, ibu
adalah juaranya. Orang yang selalu siap ketika cintanya tidak terbalaskan. Namun
selalu akan ada saat orang yang dicintainya kembali ke pangkuan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kemudian,
aku mengenal Al. Seorang perempuan berambut panjang, dengan mata dalam yang
sangat cantik. Ia tidak banyak bicara, mimiknya selalu tenang. Dan suatu hari,
kau akan tahu betapa dalam hidup ia maknai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Al saat itu
mencintai seorang pria yang tidak pernah ia lihat matanya. Ia tidak pernah
tahu, apakah warna mata lelaki itu berwarna hijau atau coklat muda. Tapi ia
mencintainya. Ia hanya diberi kesempatan untuk melihat punggung lelaki itu. Al
hanya bisa mengirim isyarat sehalus awan, angin, laut, atau hujan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lelaki itu
bernama Rangga . Suatu ketika Al pernah menggambar punggung Rangga di pantai,
dari kejauhan ia memandangi punggung Rangga. Aku heran pada Al. Padahal ia bisa
saja bergabung bersama teman-temannya untuk kemudian melihat mata Rangga. Tapi,
ia tidak melakukannya. Barangkali cinta bagi Al adalah sebuah rahasia yang jika
terungkap takkan indah lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ah, aku
kehilangan kata-kata untuk perempuan ini. Deburan ombak dimatanya begitu deras.
Tapi senyumnya begitu manis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dan aku tak
paham, kenapa perempuan seperti Al tidak dipertemukan dengan lelaki bernama Regi
yang begitu tulus. Regi adalah seorang lelaki tulus yang tak pernah bosan
mendengarkan keluhan sahabatnya Amanda. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Aku tak
pernah paham dengan jalan pemikiran cinta. Kadangkala ia tidak bisa lagi
mendengar jeritan dalam benak, saat mulai tidak mendengar jeritan-jeritan kesal
dan bosan. Saat tangis, pedih, benci, semuanya menjadi senyuman. Tuhan,
beginikah cinta itu?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ingin kuceritakan
padamu tentang orang bernama Regi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Regi adalah
seorang pemilik jasa fotokopi dekat sebuah kampus di Jakarta. Ia memiliki sahabat
perempuan bernama Amanda. Amanda selalu saja menumpahkan keluhan pada Regi,
meskipun begitu, Regi selalu menyediakan waktu untuk perempuan manis itu. Saat
Amanda harus ditinggalkan pacarnya, Amanda cerita kepada Regi. Begitupun ketika
Amanda punya seorang pacar. Tidak luput ia ceritakan kepada Regi. Dan Regi, ya
dia selalu mendengarkan dan mendengarkan, memerhatikan dengan seksama, agar
sahabatnya tidak pernah merasa sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saat sakit,
Amanda ingin pacarnya datang dan memberinya segelas air putih. Itu saja,
harapan yang tidak tinggi. Tapi, pacar yang ia sayangi itu tidak pernah datang.
Dan Tuhan tidak pernah lengah, saat di tempat makan itu, Amanda menitikan air
mata. Sebab ia tahu, sahabatnya itu sakit karena hujan-hujanan untuk memberikan
segelas air putih padanya. Ya, yang datang bukanlah seorang yang Amanda
harapkan, tapi Regi yang selalu ia tumpahi cerita tentang dirinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Apakah air
mata itu yang membuat cinta Regi mulai terbalas? Ataukah memang Regi tidak
pernah merasa ingin cintanya terbalas?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Rectoverso sebuah
film yang ditulis oleh beberapa penulis, seperti Ve Handojo, Key Mangunsong,
Indra Herlambang, Ilya Sigma & Priesnanda Dwi Satria. Yang diambil dari
kumpulan cerita pendek Dewi “Dee” Lestari. Film ini memuat lima cerita yang
disuguhkan dengan scene campuran. Yah, entah apa istilah perfilmannya. Film ini
dirilis tahun 2013.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Film ini
menarik dan cerita yang disuguhkan begitu komplit. Tidak terpaku hanya pada
satu pemeran, tapi dalam judul yang diberikan mewakili seluruh alur cerita. Aku
tidak hanya dibuat diam terpaku dengan cerita ini. Dentingan hati dari cinta
yang tak bersuara ini sungguh dalam. Dan barangkali kau ingin menontonnya, aku
sarankan tontonlah..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<img src="http://static.inilah.com/data/berita/foto/1956274.jpg" height="224" width="640" /></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08400311594877553407noreply@blogger.com0