we are different, agree?

  • 2
Jum'at pagi yang membosankan tercairkan dengan satu SMS dari kawanku di kelas. remang-remang memang setelah kuterima SMS itu, antara ikut atau tidak. SMS nya berupa ajakan diskusi ke suatu tempat yang tak pernah ku dengar sebelumnya, yah samar-samarlah seperti nama artis boyband-boyband indo yang tidak terlalu ku perdulikan. Kumpul di poliklinik setelah ashar, katanya lagi. sebenarnya agak masih ragu ikut, soalnya takut kebasahan karena hujan, aneh memang hujan saja ditakuti padahal mandi juga kan basah. hehe.. tapi ketakutan itupun terkikis setelah mandi dan memakai lotion mungil nan wangi. ya berangkatlah ku dari asrama sendirian, sebenarnya aku ajak kawan2 yang lain, tapi muka mereka masih lusuh, dan tidak pula salah terkaanku mereka lebih senang bercumbu dengan bantal dan memanjakan wajahnya yang lusuh. dan dengan semangat '45 ku beranikan pergi sendiri ke kampus dengan pakaian seadanya.
sesampai di poliklinik, ku cari anak-anak yang katanya sudah kumpul, dan alhamdulillah hampir seperempatnya yang kumpul. sedangkan 1 setengah lagi masih dalam perjalanan, ah entah perjalanan mana, entah perjalanan mimpi atau perjalanan di Dago menuju Cibiru, sampai-sampai rela menunggu berjam-jam dari jam 15.00-17.00 pemberangkatan, sungguh budaya yang baik sekali kawan-kawan : /
setelah naik damri kita kita digoda dengan kejengkelan lagi, karena pemandunya tidak tahu jalan (subhanallah  sekali yah,,), dan tempat yang kita tuju sudah terlewat pukul 17.35 an. dari tempat kami turun jam 18.30 an. 
hujan rintik-rintik pun menemani perjalanan kami menuju satu perumahan yang berada di dalam gang. rumah yang penuh dengan sepeda motor itu terlihat sepi orang. tapi akhirnya kita disuruh masuk oleh salah seorang yang mengundang kami. dan kami di tempatkan dilantai 3,dengan suasana ruangan yang cukup panas, membuatku merasa salah kostum, karena sweater hangat yang kupakai itu serasa menyiksaku. gerah...
ternyata diskusi sudah dimulai, dan kamipun sepertinya memotong diskusi tersebut dengan permisi lewat ke depan orang yang sedang memaparkan satu tema. Setelah suasana tenang diskusi pun dilanjutkan.
Diskusi pun terasa hening namun setiap wajah yang kuperhatikan menampakkan keramahan dan kegembiraan berkumpul bersama kawan-kawan lama. Dimana tidak adanya percekcokan, tidak adanya perebutan kebenaran, tak ada saling menjebloskan ke neraka yang dimiliki agama masing-masing. Ahmadiyah bisa duduk tersenyum di sebelah Persis, NU dan Muhamadiyah. Kristen tirinitas bisa minum segelas berdua dengan kristen non trinitas, islam, budha, juga orang yang tidak memiliki surga dan neraka.
Serta gelas-gelas bubur kacanga ijo pun, bisa tersantap dengan lahap dari tangan-tangan Ahmadiyah ke tangan yang tidak berTuhan, ke tangan NU, Ke tangan Muhamadiyah, ke tangan persis, ketangan Islam, ketangan Kristen, ke tangan Budha, dan sampai ke perut masing-masing dengan iringan malam yang didampingin hujan.
Obrolan-obrolan yang bertemakan serius pun tidak menimbulkan persitegangan dengan tarikan tawa dari peserta diskusi. Semua masih bisa beradu muka manis, walaupun diruangan sempit yang memungkinkan kalau memang ingin bertembak-tembak ria disana, dan mungkin memang tempat yang sangat tepat. Hhee. Namun yang diinginkan bukanlah demikian, persaudaraan yang hanya jadi bahan banyolan semata disitu terealisasi, yah dengan mengenyampingkan unek-unek hati yang kadang tidak sejalan dengan raut muka yang dipajangkan.
Pembicaraan orang-orang yang tidak mengaku adanya Tuhan ini begitu menarik perhatian,  dengan tidak atau mungkin belum menyadari Tuhan itu ada, dan menemani disetiap saat. dengan tanpa beragamapun anggapan mereka, mereka masih bisa melakukan kebaikan, karena landasan moral, yang menurut mereka moral bukanlah bagian dari agama, karena moral sendiri dibentuk oleh kelompok yang sama-sama menginginkan kedamaian. namun tetap tujuan mereka dan pemeluk agama sama, yaitu menginginkan kebahagiaan. tak ada kehidupan setelah kematian menurut mereka. karena mereka juga beranggapan bahwa roh dalam jasad manusia itu tak pernah ada. sampai selesaipun kami tidak ingin cepat-cepat menyelesaikan pembicaraan ini, dan rugi deh temen-temen yang tidak ikut, soalnya saya sendiri merasa dengan menyimak pemikiran-pemikiran mereka yang begitu luasnya, membuat kita sadar kalau agama yang kita pelajari belumlah cukup hanya sebatas pemahaman dan taqlid semata. Dan pelajaran lainnya yang adalah memang perlu sekali membaca dan memperdalam ilmu agama yang sedang kita anut, mau itu agama apapun karena pemahaman yang setengah-setengah dengan pemikiran yang liar memungkinkan pengingkaran terhadap agama yang kita anut. Mau itu agama Kristen, Islam, Hindu, Budha yang semuanya menginginkan umatnya bahagia. 

2 komentar:

  1. Asyik juga bisa ikutan,jd bs nambah wawasan tentang perbedaan.

    BalasHapus
  2. iyaps... kita bisa benar-benar menerapkan ideologi kita Pancasila,, yang berlandaskan bhineka tunggal ika :)

    BalasHapus

Mari berbagi pengalaman dan fikiran untuk terus belajar... :)