Hiruk pikuk dunia
kini menjelma mungkin di kepalamu kak. Pagar pembatas untuk bisa membuatmu
mengelak kini telah tertutup, dan membiarkanmu keluar dengan toga yang gagah di
badanmu. Coba kau lirik kanan kirimu, ada haru ibu dan bapak yang dengan
sekolah SD nya bisa menjadikanmu pemegang toga pertama di rumah mungil milik
orang tua kita.
Kadang, aku rindu
masa kecil dimana kita tidak ditarik dunia untuk bersuara, dan bermain bersama
angin. Menabur tawa dan tangis diawasi langit yang tenang. Aku rinduu sekali.
Dulu sering kau buat aku menangis karena permen karet yang kau jatuhkan di rambutku,
dan aku kesal. Aku bisa memaki dan melaporkanmu pada ibu, karena kau curang dan
bisa naik pohon. Tapi sekarang aku hanya bisa melihatmu dengan senyuman bangga,
tanpa bisa ku bercakap lebih banyak. Senyumpun aku sembunyikan dikamar, sampai
mungkin kau tidak merasakannya bahwa aku sangat bahagia.
Terimakasih tuhan,
selamat menempuh perjalanan baru dengan gelarmu. Semoga sukses.
Terima Kasih ... Aku jadi terharu ...
BalasHapusSemoga permen karet yang dulu membuatmu menangis, kini sebaliknya kamu dapat menempelkannya sendiri pada orang lain, melalui goresan karya-karya terbaikmu, sehingga membuat mereka terkagum dan tidak dapat melupakannya, karen melekat kuat seperti permen karet di rambutmu dulu, merekat sangat kuat dan tidak bisa dipisahkan. . . :)
Semoga hal kecil ini menjadi pijakan kuat yang pertama untuk menyusuri seluruh anak tangga yang masih sangat jauh dan luas. Dan ini merupakan salah satu pencapaian kesuksesan Ibu dan Bapak yang hanya bermodalkan pendidikan sekolah dasar, tetapi mau dan mampu mengantarkan kita ke pendidikan Sarjana.
Aku hanya bisa mendukungmu lewat doa lirihku,, dan aku yakin kamu kamu bisa mencapainya atas apa yang telah kau katakan padaNya.
Teruslah berkarya dan jangan pernah berhenti untuk belajar !!!
:)
Hapus