ma'had al jami'ah dan lantai empat

  • 0
Ma’had al jamiah adalah salah satu asrama putri di UIN bandung, gedung yang berlantai empat itu selalu tampak anggun, angkuh memata-matai gedung lain.
Setiap pengajian dilaksanakan dilantai satu, dan untuk jamaah di lantai dua, sedangkan acara malam minggu biasanya di lantai empat.
Untuk lantai pertama ditempati oleh musyrif dan musrifah alias pengurus anak-anak ma’had, pemandangan yang bisa dilihat dilantai satu hanya jalan dan kantin yang selalu dipenuhi cewek-cewek. Dan pohon palem di depannya.
Beranjak kelantai dua, disana kamar putri yang berjumlah 4 kamar, pemandangan yang bisa didapat disana mulai bisa melihat gedung-gedung yang agak jauh, dan orang-orang dikantin yang sedang makan pun bisa terlihat, tapi pemandangannya tidak begitu menyenangkan karena terhalangi oleh atap gedung kantin.
Berajak ke lantai tiga dengan kaki yang lumayang pegel. Di lantai tiga pemandangan sudah menunjukan keindahan tersediri dan kalau melihat ke lantai satu orang-orangnya pun masih tampak jelas. Begitupun kalau ada cowok yang lumayan cakep masih bisa terlihat kecakepannya dari lantai tiga. hehe
Dan beranjak ke lantai empat, dengan kaki yang semakin pegel dan nafas yang semakin kenceng. Huh huh huh capek dan capek banget apalagi pulang kuliah, selain jalan menuju ma’had yang lumayan nanjak, ditambah pula dengan penderitaan naik 4 lantai. Kadang ngomel-ngomel yang gak penting, dan semakin mensugesti perasaan capek. Kadang juga memberi semangat pada diri sendiri, kalo lantai empat udah deket, walaupun tetep aja capeknya gak hilang, kadang juga ngebayangin pake escalator, gak kelewatan ngebayangin naek lift, tapi soal lift selalu diurungkan kalau dibayangin karena takut kalo sampai-sampai lifnya berhenti di tengah, atau kalo enggak ada hantunya hiii serem.
Udah di tunda dulu menghayalnya, perjalanan tetap dilanjutkan walaupun nafasnya udah hampir habis. Dan…. Akhirnya sampai juga di lantai empat. Pemandangan yang begitu menakjubkan aku rasakan ketika sampai disini, semilir angin menghilangkan rasa capek, di waktu magrib lantai empat menghiasi mata dengan cahaya warna-warni dari rumah-rumah yang tampak seperti miniatur kota Bandung. Sungguh menakjubkan pemandangan malam serasa di Paris (haha lebay). Sebelah kiri gunung menjulang, kanannya juga. Gak tahu gunung apa, yang pasti bukan gunung di Ciamis.
Ternyata dalam menggapai sebuah impian pun begitu katanya teman, perjalanan untuk menempuh keindahan memang sangat sulit dan lelah pastinya. Namun keindahan itu tidak dapat kita lukiskan ketika kita bisa menggapainya. Dan ketika kita turun dari lantai empat tuh gampang banget, begitu juga menurunkan hasil prestasi tuh gampang banget kan?. Mendapatkannya tak semudah melepaskannya. Berbeda dengan cinta kan? Kadang ada yang punya rasa cinta yang gampang banget saat mencintainya, dari ngliat matanya aja udah langsung turun ke hati gile gak tuh cinta, tapi pas mau ngelepasin susahnya minta ampun selalu memabayangi disetiap langkah kaki, disetiap detak jantung tuh (wah mustahilun kali yak). Wah wah jadi ngeledor kearah cinta nih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari berbagi pengalaman dan fikiran untuk terus belajar... :)