CERITA CALON ARANG

  • 0
Judul : Cerita Calon Arang
Penulis : Pramoedya Ananta Toer (1954)
Penerbit : Lentera Dipantara
Edisi : Cetakan 5, Mei 2007
Format : Paperback, 94 halaman

Calon Arang adalah nama seorang janda di desa Girah yang termasuk wilayah Kediri.  Nama asli janda tersebut adalah Dayuh Datu. Ia memiliki ilmu sihir yang amat sakti, yang ia pergunakan sebagai alat untuk memperdaya lawan politiknya.

Calon Arang memiliki putri yang cantik jelita, namun, semua lelaki enggan untuk meminangnya karena takut sang putri akan memiliki tabiat seperti ibunya. Maka, hal ini mengakibatkan murkanya Calon Arang. Sehingga ia membunuh seluruh rakyat desa tersebut dengan sihirnya yang kuat.

Ia melawan lawan politiknya dengan cara yang licik, menghisap darah manusia sebagai sebuah ritual, pongah, membunuh, merampas dan menyakiti mereka. Bahkan ia sampai menjadikan darah manusia untuk berkeramas.

Cerita ini disampaikan Pram dalam bukunya yang berjudul Cerita Calon Arang. Ia sampaikan dalam bentuk cerita anak-anak. Jika pun saya membaca, awalnya tidak begitu menarik untuk dibaca pada zaman digital ini. Perempuan, sihir dan kecongkakkan-kecongkakkan. Namun, jauh bisa difahami dari cerita tersebut. Saya bisa menangkap dan agak menariknya kedalam kehidupan masa kini, justru sangat menarik. Ya, terlepas dari cerita mistis tentangnya yang dijadikan sebuah legenda ataupun mitos. Cerita Calon Arang bisa kita simak di beberapa tulisan teman-teman kita yang memaparkan lebih jauh tentang cerita tersebut. Misalnya, kisah Calon Arang di Bali di jadikan sebuah dramatari magis. Ya, sangat menarik.

Jika saya coba mengibaratkan pada masa kini. Perpolitikan yang di lakukan Calon Arang adalah sebuah contoh perpolitikan yang tidak beradab. Darah, adalah inti kehidupan manusia. Manusia dikatakan mati jika pembuluh darahnya berhenti. Calon Arang jika diibaratkan telah merampas hak hidup manusia. Yang mana, darah adalah sumber kehidupan, sebuah jati diri manusia. Maka, manusia yang tidak memiliki darah tidak akan mungkin mampu hidup. Atau, darah mereka dikendalikan dan dikuasai oleh seorang pihak, hidup dan matinya akan dikendalikan oleh seseorang. Mereka akan mati, mati sosial jika kita artikan darah adalah sebuah jati diri.

Maka, kufahami disini bahwa politik itu jikapun pemimpinnya sudah tidak beres, maka, ya sudah pengikutnyapun akan terkonstruk seperti pemimpinnya pula.

Karena pun Tuhan menciptakan dunia ini dari kebenaran dan cinta. Maka, kebenaan slalu menundukan kejahatan dalam cerita manapun yang pernah ditorehkan manusia penulis cerita. Kebenaran dan cinta adalah tempat pulang, saat perjalanan panjang kehdupan mendiami sebuah kubang kepongahan. Begitupun Calon Arah, Pram menceritakan ia pulang dalam keadaan suci.

Selain itu, Pram juga mengajari kita bahwa di balik kehebatan-kehebatan lain di luar sana yang membuat kita tidak meti sombong alias pongah. Seperti saat Calon Arang dikalahkan oleh lawan politiknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari berbagi pengalaman dan fikiran untuk terus belajar... :)