Kegalauan yang absurd

  • 0
Mentari pagi riang sekali, membuatku tersenyum melihat tingkahnya yang terus menggoda burung-burung pipit,.
Ku dengar raungan MP3 dari handphone ibuku, dan kebetulan lagu sunda dari penyanyi yang kurang aku kenal pun diputar, ada rasa tenang ditelinga, ku dengar lagu itu lebih dalam, begitu lembut...enak didengar, pikiranku terlontar pada teman-temanku dan saat-saat waktu SMK, dan hmmmm waktu itu aku sangat tak suka dengan lagu-lagu itu, namun entah kenapa sekarang aku malah suka, ada apa ini. Apakah bangku kuliah telah merubahku, sampai seperti ini, atau apakah aku telah menemukan kesenanganku. Ahhh ku rasa bukan, aku bukan suka pada lagu itu, namun ku yakin aku telah menemukan bahwa aku mulai bisa jujur, tak tahu tepatnya apa.

Tak Cuma itu, kurasa...cara berpakaian ku mulai menunjukan aku adanya, tak ku buat-buat seperti waktu ku SMK karena malu dengan teman-teman di sekolah. Dan nyaris apa adanya,,,, hmmm apa ini.
Dan my god ini lebih parah, “guru” kata itu sangat angker jika dijadikan sebagai masa depanku. Namun sekarang aku ingin sekali bergelut di bidang itu, seakan aku cinta akademik dan ingin bergelut didalamanya.
6 bulan yang lalu aku masuk ke universitas, dengan jurusan yang sangat aku tak mengerti dan karena tak mengerti aku tak suka, namun karena kondisi orang tua, mau gimana lagi, daripada aku gak sekolah dan harus menghabiskan waktu dengan kegalauan. Hmmmm... bahkan besasiswa yang sangat orang-orang harappun aku tak begitu senang menerimanya, tapi kalo diambilmah jangan...hehe.
Perbandingan agama, ya, itulah jurusan yang ku ambil saat ini, kedengarannya saja sudah tak menimbulkan semangat bukan. Namun ku berada di faith acomply saat itu, jurusan matematika ingin sekali ku jamah.
Ku berfikir jalani aja lah toh Tuhan punya rencana lain, dan mungkin saat ini semuanya terjawab. Aku mulai suka dengan jurusan ini, walaupun banyak banget mata kuliah yang membuatku pusing, dan teman-teman yang membuatku serasa jatuh, namun aku yakin aku bisa jadi lebih dari mereka.
Mungkin sekarang perpustakaan yang sering aku kunjungi belum menampakan wajah yang welcome kepadaku dan membuat ku tak semangat, dan cenderung aku paksakan. Begitu juga buku-bukunya yang menunjukan muka masam, dan pambicaraan yang membosankan.
Inikah hidup Tuhan? Aku punya keinginan,,, ingin ,,,,dan ingin,,,, namun jawabanmu sungguh ajaib menyatu dengan hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari berbagi pengalaman dan fikiran untuk terus belajar... :)