Jalan yang jadi laut menyebalkan

  • 0
sejenak rehat dulu mengerjakan tugas-tugas kampus yang super duper numpuk, di kiri kanan terlihat sahabat-sahabatku yang sedang sibuk menatap layar komputer, yah memang bukan hal yang biasa seperti ini, karena tugas yang mendadak datangnya maka keadaan pun berubah.
kemarin saya pergi ke suatu tempat untuk membicarakan dan mengetahui suatu hal tentang orang lain, untuk menjelajahi dan mencari serta bersilaturahmi sesama orang Indonesia. Ciri khas orang Indonesia adalah agama etnis dan ras yang berbeda. seperti itu juga kemarin. Kita bertemu dengan agama-agama yang berbeda dan saling berbincang serta menikmati jamuan makan dalam meja yang sama. Itulah yang saya sebut Indonesia. Beragam namun tetap berdampingna secara damai. dan saling bertukar pengalaman, walalupun kami lebih banyak menggali pengetahuan mereka yang kebanyakan lebih mengerti agama yang saya anut daripada saya sendiri yang menganutnya. Sungguh sebuah shock terapi pemirsa..
namun bukan hanya itu yang menarik perhatian saat kemarin pulang dari acara itu, ketika sedang melepaskan lelah pada sebuah angkot putih jurusan ciroyom-antapani yang kami sewa, di dekat rel kereta yang dekat panyileukan air menyembur dari bawah tempat duduk saya. sangat mengejutkan sehingga tidur saya pun harus terganggu karena banjir ternyata sudah mencapat lutut orang dewasa.
sungguh memilukan, di kota yang indah penuh dengan gemerlap lampu, dan mobil-mobil mewah harus menikmati amukan air yang tidak bersih. jalan pun tak berbentuk, malah seperti sungai-sungai yang mengalir tenang, mungkin juga karena tempat-tempat sungai sudah direnggut, sehingga sungai berusaha mengambil alih tempatnya sendiri. 
sampah-sampah juga tak kalah hebatnya, dia keluar dari sesaknya tempat yang manusia berikan untuknya. mungkin karena manusia-manusia disini lebih suka menampilkan keindahannya dan membuang begitu saja yang mereka anggap kotor ke sembarang tempat. jadi bukan salah sampah, bukan salah plastik, bukan salah botol akua, bukan juga salah air. tapi sudah jelas itu semua salah kita yang tak pernah peduli dengan lingkungan sekitar. apa salah jika itu dibilang sebagai autis?
menurut saya tidak, karena dari pengertian yang saya tahu, autis adalah orang yang tidak perduli lingkungan di sekitarnya, jadi orang seperti itu adalah orang yang tidak perduli lingkungan sekitar dan menyebabkan kerusakan yang bukan hanya untuk orang lain, tapi dirinya sendiri.
seringkali kita mungkin menyalahkan pemerintah, karena tidak adanya kepedulian akan sungai-sungai lah dan lain sebagainya, kalau kita lihat sebenarnya siapa sih yang melakukan tindakan pembuangan sampah sembarangan itu?
memang benar apa yang dikatakan dosen saya, kita harus menjaga idealisme dalam diri kita. maka ketika dalam satu kampung ada 10 orang yang mempunyai idealisme yang tinggi dalam dirinya, mungkin akan membawa setengah kemaslahatan pada orang lain. walaupun tidak seluruhnya.
maka marilah kita jaga lingkungan kita, karena menjaga lingkungan itu bukan hanya untuk orang lain manfaatnya, mulai dari hal yang kecil, sebagai mahasiswa kita berusaha lah tidak membuang sampah sembarangan. karena jika kita fikirkan itu bukan merupakan sikap orang-orang berpendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari berbagi pengalaman dan fikiran untuk terus belajar... :)