Menyaksikan salah
satu film terbaru, yang diilhami dari buku Habibie & Ainun film ini
terbentuk. Karena saya belum sempat membaca buku tersebut, jadi saya putuskan
untuk menonton filmnya saja. Tapi biasanya memang, ketika saya sudah menonton
film dari sebuah buku, dan belum membaca buku tersebut, saya jadi malas membaca
buku itu. Begitupun sebaliknya ketika sudah membaca buku dan dijadikan film,
adakalanya malas untuk menontonnya.
Film ini mendapat
pujian dari berbagai pihak, begitupun presiden SBY pun ikut menonton film ini,
dan memberikan pujian kepada kisah cinta dan perjuangan Habibie.
Setiap orang akan
mendapat kisah masing-masing setelah mereka keluar dari gedung bioskop. Ada
yang menangis saja karena kisah cintanya yang begitu romantis, ada yang mungkin
mengenang saat tadi berdua bersama pacarnya di pojokan kursi, dan mungkin ada
juga yang mendapatkan stimulus baru dari pertunjukan film tersebut. Dan saya
pun mendapatkan salah satu dari hal tersebut.
Pertemuan antara
Habibie dan ibu Ainun diawali dari sekolah menengah. Mereka bertemu dengan
keadaan yang tidak menyenangkan. Namun waktu dewasa mempertemukan mereka dengan
hal yang lain, mereka saling jatu cinta, setelah Habibie pulang dari studi di
Jerman.
Pernikahanpun
terjadi, dan kehidupan mereka jalani dengan berbagai cobaan. Namun, Ainun
adalah seorang yang menjadi tumpuan kekuatan Habibie. Ini terlihat dari sikap
Habibie yang begitu menghormati keputusan Ainun.
Perjalanan orang
yang sangat dibutuhkan dan dikagumi tidak penah bisa lepas dari buku.
Barangkali itu pula yang menyebabkan ada orang yang menyebutkan "buku
adalah jendela dunia". Ya, memang seperti itulah yang ada. Habibie dengan
keuletannya mampu mengelilingi dunia.
Habibie adalah
seorang yang senang membaca, seluruh waktu luangnya ia habiskan untuk membaca
buku. Selain itu ulet adalah senjata utama yang dimiliki Habibie. Ketiak ia
diuji oleh beberapa profesor dari Jerman, dia tidak ingin gagal dalam
percobaannya. Siang menjadi malam, dan malam menjadi siang. Seluruh waktu ia
kerahkan untuk mengambil paksa harapan yang telah dia targetkan. Perpustakaan
menjadi tempat pertama yang dia jadikan tumpuan. Membaca dan terus berusaha
mendapatkan target.
Hingga akhirnya dia
mampu membuktikan bahwa orang Indonesia tidak seperti yang orang Jerman
rendahkan. Habibie membuktikan bahwa iapun bisa.
Dalam cerita itu,
Habibie bukan orang yang dalam pribahasa kacang lupa kulitnya. Dia dengan
kecerdasan yang dimiliki ingin mengabdikan diri kepada bangsa Indonesia.
Walaupun sebelumnya mendapat sebuah tolakan karena indonesia belum siap dengan
rencana Habibie. Namun akhirnya Habibie mendapatkan jalan untuk bisa mewujudkan
mimpinya membuat pesawat yang dia hadiahkan untuk istrinya Ainun.
Sedikitnya ada
sejarah yang saya tahu dari film ini. Ketika habibie akan menerbangkan
pesawatnya secara perdana, yang saya lihat film ini menunjukan presiden
Soeharto pada saat itu agak skeptis. Tidak hanya soeharto, tapi jurnalis yang
diwakili oleh seorang itu juga meragukan kemampuan pesawat yang dibuat oleh
Habibie. Namun pada akhirnya semua harus terkagum-kagum, dan saling menumpahkan
resah dengan saling berpelukan.
Yang saya fahami
dari film ini adalah penekanan pada perempuan di balik kesuksesan Habibie. Dan
tidak begitu menekankan pada sejarahnya. Kecerdasan seorang perempuan
diperlihatkan lewat insting. Ini diperlihatkan ketika saat itu Habibie
mendapatkan tawaran kerjasama dari seseorang. Namun Ainun meragukan orang
tersebut, dan terbukti orang yang Ainun curigai itu mempunyai maksud yang tidak
baik. Selain itu, ini juga terbaca dari cara orang tersebut bernegosiasi dengan
Habibie. Dia melakukan berbagai cara pendekatan, hingga perempuan cantik pun
dikerahkan. Namun Habibie pada saat itu tidak dapat digoyahkan. Dia enggan, dan
firasat Ainun pun terealisasi.
Sedikitknya ini pun
memberikan kita sedikit sindiran, bahwa tidaklah mudah bagi orang yang telah
menorehkan sejarah dalam membangun negeri Indonesia. Dan kerja keras memang
merupakan kunci, dan bukan hanya sebuah kata suci.
Terlepas dari bebepa cerita yang orang anggap salah, tapi film ini cukup memberikan sumbangan gambaran kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa yang mempunyai berkeping-keping kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari berbagi pengalaman dan fikiran untuk terus belajar... :)