Habibie & Ainun : Cinta dan Kerja Keras

  • 0
Belajar tidaklah melulu di perpustakaan, membuka-buka buku dan menghayalkan sosok sorang ilmuwan. Film, adalah salah satu cara kita belajar. Gus Dur adalah seorang hebat yang sangat senang nonton film. Ya, namun lagi-lagi bukan hanya film yang sebatas membuat penonton tertawa ataupun menangis.

Menyaksikan salah satu film terbaru, yang diilhami dari buku Habibie & Ainun film ini terbentuk. Karena saya belum sempat membaca buku tersebut, jadi saya putuskan untuk menonton filmnya saja. Tapi biasanya memang, ketika saya sudah menonton film dari sebuah buku, dan belum membaca buku tersebut, saya jadi malas membaca buku itu. Begitupun sebaliknya ketika sudah membaca buku dan dijadikan film, adakalanya malas untuk menontonnya.

Film ini mendapat pujian dari berbagai pihak, begitupun presiden SBY pun ikut menonton film ini, dan memberikan pujian kepada kisah cinta dan perjuangan Habibie.

Setiap orang akan mendapat kisah masing-masing setelah mereka keluar dari gedung bioskop. Ada yang menangis saja karena kisah cintanya yang begitu romantis, ada yang mungkin mengenang saat tadi berdua bersama pacarnya di pojokan kursi, dan mungkin ada juga yang mendapatkan stimulus baru dari pertunjukan film tersebut. Dan saya pun mendapatkan salah satu dari hal tersebut.

Pertemuan antara Habibie dan ibu Ainun diawali dari sekolah menengah. Mereka bertemu dengan keadaan yang tidak menyenangkan. Namun waktu dewasa mempertemukan mereka dengan hal yang lain, mereka saling jatu cinta, setelah Habibie pulang dari studi di Jerman.

Pernikahanpun terjadi, dan kehidupan mereka jalani dengan berbagai cobaan. Namun, Ainun adalah seorang yang menjadi tumpuan kekuatan Habibie. Ini terlihat dari sikap Habibie yang begitu menghormati keputusan Ainun.

Perjalanan orang yang sangat dibutuhkan dan dikagumi tidak penah bisa lepas dari buku. Barangkali itu pula yang menyebabkan ada orang yang menyebutkan "buku adalah jendela dunia". Ya, memang seperti itulah yang ada. Habibie dengan keuletannya mampu mengelilingi dunia.

Habibie adalah seorang yang senang membaca, seluruh waktu luangnya ia habiskan untuk membaca buku. Selain itu ulet adalah senjata utama yang dimiliki Habibie. Ketiak ia diuji oleh beberapa profesor dari Jerman, dia tidak ingin gagal dalam percobaannya. Siang menjadi malam, dan malam menjadi siang. Seluruh waktu ia kerahkan untuk mengambil paksa harapan yang telah dia targetkan. Perpustakaan menjadi tempat pertama yang dia jadikan tumpuan. Membaca dan terus berusaha mendapatkan target.

Hingga akhirnya dia mampu membuktikan bahwa orang Indonesia tidak seperti yang orang Jerman rendahkan. Habibie membuktikan bahwa iapun bisa.

Dalam cerita itu, Habibie bukan orang yang dalam pribahasa kacang lupa kulitnya. Dia dengan kecerdasan yang dimiliki ingin mengabdikan diri kepada bangsa Indonesia. Walaupun sebelumnya mendapat sebuah tolakan karena indonesia belum siap dengan rencana Habibie. Namun akhirnya Habibie mendapatkan jalan untuk bisa mewujudkan mimpinya membuat pesawat yang dia hadiahkan untuk istrinya Ainun.

Sedikitnya ada sejarah yang saya tahu dari film ini. Ketika habibie akan menerbangkan pesawatnya secara perdana, yang saya lihat film ini menunjukan presiden Soeharto pada saat itu agak skeptis. Tidak hanya soeharto, tapi jurnalis yang diwakili oleh seorang itu juga meragukan kemampuan pesawat yang dibuat oleh Habibie. Namun pada akhirnya semua harus terkagum-kagum, dan saling menumpahkan resah dengan saling berpelukan.

Yang saya fahami dari film ini adalah penekanan pada perempuan di balik kesuksesan Habibie. Dan tidak begitu menekankan pada sejarahnya. Kecerdasan seorang perempuan diperlihatkan lewat insting. Ini diperlihatkan ketika saat itu Habibie mendapatkan tawaran kerjasama dari seseorang. Namun Ainun meragukan orang tersebut, dan terbukti orang yang Ainun curigai itu mempunyai maksud yang tidak baik. Selain itu, ini juga terbaca dari cara orang tersebut bernegosiasi dengan Habibie. Dia melakukan berbagai cara pendekatan, hingga perempuan cantik pun dikerahkan. Namun Habibie pada saat itu tidak dapat digoyahkan. Dia enggan, dan firasat Ainun pun terealisasi.

Sedikitknya ini pun memberikan kita sedikit sindiran, bahwa tidaklah mudah bagi orang yang telah menorehkan sejarah dalam membangun negeri Indonesia. Dan kerja keras memang merupakan kunci, dan bukan hanya sebuah kata suci. 

Terlepas dari bebepa cerita yang orang anggap salah, tapi film ini cukup memberikan sumbangan gambaran kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa yang mempunyai berkeping-keping kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari berbagi pengalaman dan fikiran untuk terus belajar... :)