Buatku
perjalanan selasa siang adalah perjalanan yang sangat menyenangkan. Entah apa
yang membuatku enggan melepas percaya diri, pergi sendiri dengan yakin. Resah
yang biasanya datang pun kini tak berkunjung mengetuk pintu dan menertawakanku.
Perjalanan
yang membuat rasa percaya diriku muncul. Iya, memang setiap perjalanan selalu
menghadirkan sejuta nuansa buatku. Ada yang tertulis, dan ada juga yang memang
sulit kukeluarkan menjadi sebuah cerita. Sebab, sejuta kenang kadang datang,
sehingga tak ada hari yang ingin ku lewati tanpa berkisah. ^_^
Sedari
perjalanan tadi, aku sedang merasakan aku memang sendiri. Namun selalu
tertancap di benakku bahwa Tuhan benar-benar bersamaku. Rama-ramai jalan aku
rasakan sebagai tontonan yang mengasyikan. Sepi menyendiri bersama kesunyian,
itu terasa lebih baik.
Bukan aku
tak mampu mengajak kawan, kawanku banyak. Tapi kadang mereka lebih banyak
membunuh keheningan itu. Memang, tidak bisa dikatakan tidak, aku butuh ramai.
Tapi sesekali aku butuh pergantian dari itu.
Aku berjalan
dengan yakin, setiap berjalan sendiri ataupun bersama teman, aku selalu merasa
harus dilihat orang, dan mereka setidaknya tersenyum melihatku, bahkan berniat
ingin menyapaku.. hahaha selalu seperti itu, dan hal itu yang selalu terasa
membunuh kebersamaanku dengan hening. Aku ingin menumbuhkan pesan lain, rasa
lain, yang berbeda dan tidak seperti biasanya.
Di Batu Api,
aku disambut oleh suasana damai penuh pengetahuan. Ya, disana buku-buku
tersusun rapih dan sempit. Serta suasana tempo dulu yang ditampilkan begitu
membawa kedamaian dan keriuhan sebuah perdebatan batin penulis-penulis. Ia
adalah sebuah perpustakaan yang berada di jalan nama penulis, Pramoedya Ananta
Toer.
Seluruh
bagian yang ada di perpustakaan itu sungguh mengajak bersahabat. Aku yang
canggung pun diajaknya untuk santai. Mereka tak memberi jarak, mengajakku duduk
berbincang, segala hal ia tawarkan untukku sentuh dan kubaca. Wajah mereka
rupa-rupa, ada filsafat, roman, agama, cerpen, esai dll. Namun tetap, aura
mereka bersahabat dan mengajak. Sampai akupun kewalahan menghadapi mereka. Ah,
sungguh panjang jika harus ku ceritakan semua.
Perpustakaan
yang berdiri sejak tahun 90-an itu memiliksi koleksi buku-buku antik yang
memang jarang dimiliki oleh orang kebanyakan. Seperti buku yang kawanku cari
sampai kemana-mana pun ternyata ketemunya disana juga. Tidak heran, karena Batu
Api mengoleksi buku-buku sejak zaman reformasi.
Perpustakaan
ini buka pada hari senin sampai hari sabtu, pukul 10.00-18.00. Tidak ada celah
yang tidak diisi dengan buku pada tiap dinding. Buku yang tingginya mencapai
langit-langit ruangan itu membuat kita tergiur ingin membaca seluruh buku yang
ada disana.
Selain buku-buku
antik, disana juga mengoleksi musik dan film-film. Film-film yang dikoleksi
disana memang sepertinya film-film yang juga antik. Film dan lagu tersebut bisa
didapat dengan harga 3 ribu rupiah saja. Dan kita bisa mendapatkan film yang
memang tidak banyak dijual dipasaran dengan kualitas film yang keren abis.
Diluar ruangan
buku itu ada sebuah meja dan beberapa kursi untuk santai atau membaca buku
ditempat. Selain itu, disampingnya ada sebuah kafe kecil yang sepertinya memang
sudah tidak dibuka lagi. Sangat sayang memang, padahal kalo kafe itu buka
mungkin bisa menikmati buku dengan secangkir kopi akan lebih menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari berbagi pengalaman dan fikiran untuk terus belajar... :)